Swing trading dan scalping adalah dua strategi yang sangat umum dan sering digunakan. Namun, bagi trader pemula, mungkin masih awam mengenai perbedaannya.
Dalam artikel ini, kamu akan mengetahui beberapa informasi dan karakteristik masing-masing strategi tersebut. Simak pembahasan perbedaannya dan kenali pengertiannya.
Pengertian Swing Trading dan Scalping
Dalam jual beli saham, ada beberapa strategi yang biasanya digunakan. Mulai dari tahunan, bulanan, hingga hitungan jam dan menit. Umunya, ada dua strategi dalam trading saham yaitu swing trading dan scalping. Sebelum terjun langsung trading saham, ada baiknya kamu kenali terlebih dahulu apa itu swing trading dan scalping.
Swing Trading
Swing trading adalah strategi jual beli saham yang memanfaatkan siklus naik turunnya harga saham dalam hitungan beberapa hari saja. Pada dasarnya, strategi ini mencari imbal hasil dengan menjual saham saat harganya lebih tinggi dibandingkan harga belinya.
Biasanya, orang yang suka menggunakan strategi ini adalah trader aktif dengan waktu transaksi terlama. Selain itu, trader dengan strategi ini juga selalu mengincar tren baru dan memanfaatkan volatilitas harga.
Dalam praktiknya, strategi ini akan selalu “berayun” terus di antara saham-saham yang sedang naik turun. Para trader cenderung tidak akan menunggu menjual sahamnya apabila pergerakan harga belum mencapai titik tertingginya.
Hal tersebut merupakan penyebab kenapa kondisi bullish dan bearish tidak sesuai dengan swing. Selain itu juga, kondisi tersebut membutuhkan waktu cukup lama bahkan hingga berbulan-bulan.
Dengan menggunakan strategi swing trading ini, maka kamu akan memiliki waktu untuk berpikir terlebih dahulu dan berencana. Hal ini dikarenakan swing trading memungkinkan untuk kamu mengatur waktu dan konsentrasi selama beberapa hari dengan tujuan agar bisa memutuskan saham apa yang hendak dibeli.
Scalping
Scalping merupakan salah satu strategi trading di pasar saham di mana trader mengambil keuntungan yang kecil dengan cara membeli dan menjual sahamnya dalam satu hari. Biasanya, trader memiliki target sepuluh hingga seratus saham dalam kurun sehari dan hanya hitungan menit.
Akumulasi imbal hasil yang didapatkan dari strategi scalping biasanya diambil dari selisih harga relatif kecil saham-saham yang diborong dalam jumlah banyak. Biasanya, trader yang menggunakan strategi ini harus membeli saham di momen yang tepat. Selain itu juga harus tak ragu apabila melakukan cut loss.
Baca juga: Cara Membaca Trend Saham Agar Untung, Yuk Pelajari!
Perbedaan Swing Trading dan Scalping
Adapun perbedaan swing trading dan scalping adalah sebagai berikut:
1. Margin Keuntungan
Perbedaan swing trading dan scalping pertama adalah dari sisi margin keuntungan. Para trader yang menggunakan strategi scalping harus lebih realistis untuk menetapkan keuntungan, hal ini dikarenakan sifatnya yang harian.
Saat menggunakan strategi scalping, mendapatkan keuntungan di angka 1.5% hingga 3% adalah hal wajar. Apabila mendapatkan di atas angka tersebut, maka kamu harus bisa mengandalkan pengalaman untuk membeli dan menjual saham dengan singkat dan tetap membuahkan keuntungan.
Berbeda dengan strategi swing trading, biasanya para trader menetapkan keuntungan di angkat 5% hingga 10%. Tak lupa, pastinya dengan menyesuaikan momen saat saham sedang mengalami kenaikan.
Para trader juga bisa menetapkan gain lebih tinggi saat memegang saham unggulan, namun hal ini masih bergantung pada IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) atau kondisi trading yang memang sedang menguntungkan.
2. Risiko Transaksi
Selanjutnya, perbedaan swing trading dan scalping adalah risiko transaksinya. Pada dasarnya, kedua strategi ini memiliki risiko yang hampir sama yaitu apabila ketika perencanaan gagal mencapai target.
Dalam menggunakan strategi scalping, biasanya modal kecil akan digunakan untuk mengurangi kerugian mendalam apabila strateginya mengalami kegagalan. Hal tersebut dilakukan karena kemungkinan terjadinya fluktuasi saham dan keuntungan belum bisa diraih.
Berbeda dengan strategi swing trading yang mana sebelumnya lebih bebas dalam hal modal. Meskipun begitu, banyak juga yang memberi saran untuk menggunakan modal kecil dalam swing trading ini dikarenakan dapat mengatur nilai investasi.
Scalping VS Swing Trading, Lebih Baik Mana?
Setelah mengetahui perbedaan swing trading dan scalping, kira-kira manakah yang lebih baik? Sebenarnya, jawabannya adalah tidak ada. Hal ini dikarenakan setiap strategi trading memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Perlu diketahui, dalam melakukan jual beli saham kamu hanya perlu menemukan strategi trading yang cocok dengan kepribadianmu, bukan terbaik. Jika kamu tidak merasa nyaman dengan strategi trading yang agresif, maka hal tersebut tidaklah harus dipaksa.
Prinsip yang perlu diterapkan dalam trading saham yaitu jangan pernah memaksakan diri. Apabila kamu memaksakan diri dengan mengikuti strategi trading yang tak sesuai dengan kepribadian dirimu, maka akan dikhawatirkan membuahkan hasil yang tidak optimal.
Nah, itu dia penjelasan mengenai perbedaan swing trading dan scalping. Berbicara mengenai strategi saham, akan lebih baik jika kamu memilih metode yang paling cocok dan sesuai dengan tingkat risiko kamu ya.
Baca juga: Pelajaran Trading dari Jim Simons, Trader Terkaya di Dunia