Dapatkan tips dan trik agar cicilan KPR cepat lunas. Simulasikan dan bandingkan KPR terbaik di sini!
Membeli rumah secara kredit melalui program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dari bank atau lembaga keuangan lain merupakan opsi yang paling masuk akal di masa sekarang ini.
Pasalnya, harga properti baik tanah maupun rumah terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Terlebih jika properti yang diinginkan berada di tengah kota, dengan fasilitas dan sarana-prasarana pendukung yang lengkap.
Meski memudahkan karena pembayaran yang bisa diangsur, beli rumah secara KPR juga memerlukan komitmen dan stabilitas finansial. Hal ini untuk memastikan kamu bisa membayar cicilan setiap bulan hingga masa kredit berakhir.
Baca juga: Mau Ambil KPR DP 0 Persen? Ini Syarat dan Cara Mengajukannya
Biaya dan Simulasi KPR
Selain karena waktu pembayarannya yang panjang, stabilitas finansial penting untuk menyelesaikan KPR karena adanya beberapa biaya lain di luar harga dasar rumah itu sendiri.
Ya, saat mengajukan KPR, kamu akan menghadapi beberapa biaya di luar harga rumah, seperti suku bunga, uang muka atau down payment (DP), booking fee, biaya notaris, biaya appraisal, hingga biaya administrasi kepemilikan tanah.
Beberapa biaya tersebut harus dibayar sebelum akad KPR berlangsung, seperti biaya DP dan biaya booking fee. Sementara sebagian biaya harus dibayarkan saat kamu membayar cicilan pertama KPR.
Kabar baiknya, beberapa program KPR dari bank atau lembaga keuangan lain sering menawarkan promo berupa bebas biaya tertentu. Dengan begitu, kamu hanya perlu mengeluarkan uang DP serta membayar cicilan yang merupakan akumulasi dari harga rumah dan suku bunga.
Sebagai informasi tambahan, ada beberapa jenis suku bunga KPR, seperti Suku Bunga Tetap (Fixed), Suku Bunga Mengambang (Floating), Suku Bunga Flat, Suku Bunga Efektif, hingga Suku Bunga Anuitas.
Berikut ini adalah simulasi cicilan KPR untuk dua jenis suku bunga, yaitu fixed dan floating.
1. Cicilan dengan Bunga Fixed
Pak Andi membeli rumah KPR seharga Rp400 Juta di kawasan Bekasi, dan sudah menyiapkan DP 20% dari harga yang artinya Rp80 Juta, serta berencana memilih tenor 15 tahun.
Pak Andi mengajukan KPR ke bank yang menawarkan bunga fixed sebesar 5%. Lalu bagaimana menghitung cicilannya?
Dalam hal ini, Pak Andi harus mengetahui berapa hutang pokoknya terlebih dulu. Caranya, harga rumah dikurangi dengan DP yang dibayarkan. Perhitungannya sebagai berikut:
Hutang pokok = Harga rumah - DP yang dibayarkan
= Rp400 Juta - 20%
= Rp400 Juta - Rp80 Juta
= Rp320 Juta
Maka hutang pokok yang dimiliki Pak Andi setelah membayar DP adalah sebesar Rp320 Juta. Dengan tenor 15 tahun atau 180 bulan, maka cicilan pokok Pak Andi adalah Rp320 Juta / 180 = Rp1.777.777.
Setelah mengetahui hutang dan cicilan pokok, berikutnya Pak Andi harus menghitung cicilan bunga per bulan. Rumusnya Pinjaman x Bunga Tetap (%) x Tenor dalam tahun / Tenor dalam bulan.
Cicilan bunga per bulan = Rp320 Juta x 5% x 15 /180
= Rp1,4 Juta
Setelah itu, untuk mengetahui besar cicilan per bulan, Pak Andi harus menjumlahkan cicilan pokok dan cicilan bunga, yaitu Rp1.777.777 + Rp1,4 = Rp3,2 Juta.
Maka, Rp3,2 Juta adalah cicilan per bulan untuk rumah KPR Rp400 Juta tenor 15 tahun dengan bunga fixed 5%. Namun perlu diketahui, bunga fixed biasanya hanya berlangsung 3-5 tahun pertama saja, sisanya akan mengikuti ketentuan dari pihak bank.
2. Cicilan dengan Bunga Floating
Bunga floating atau floating rate adalah produk KPR yang tidak memiliki suku bunga tetap. Artinya, cicilan bisa berbeda dari tahun pertama dan berikutnya, tergantung pada fluktuasi suku bunga.
Meski demikian, cara menghitung cicilan hampir sama seperti pada cara pertama di atas. Bedanya, kamu tinggal menjumlahkan berapa bunga floating yang ditetapkan pada tahun tersebut.
Dengan contoh yang sama, pada bulan pertama bank yang dipilih Pak Andi memberikan bunga fixed sebesar 5%. Maka cicilan tahun pertama yang harus dibayar Pak Ahmad adalah Rp3,2 Juta.
Kemudian pada tahun kedua, terjadi fluktuasi bunga sehingga Pak Andi harus membayar bunga sebesar 11%. Maka perhitungannya adalah:
Cicilan bunga per bulan = Rp320 Juta x 11% x 15 /180
= Rp2.933.333
Dengan cicilan pokok sebesar Rp1.777.777 dan ditambah cicilan bunga sebesar Rp2.933.333 Juta, maka cicilan per bulan di tahun kedua Pak Andi adalah sebesar Rp4.711.110.
Baca juga: Ini Syarat KPR Rumah dan Langkah-Langkah Pengajuannya
Tips KPR Cepat Lunas
Memang, KPR memiliki masa kredit atau tenor yang sudah dipilih oleh debitur. Namun membuat masa KPR cepat lunas bukan sesuatu yang mustahil.
Berikut adalah tips dan trik yang bisa kamu lakukan agar KPR cepat lunas!
1. Pilih Rumah Sesuai Kebutuhan
Pertama, kamu harus memilih rumah yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan. Dalam hal ini, salah satu indikator yang menentukan harga rumah adalah luas tanah dan bangunannya.
Rumah yang nyaman tidak selalu berukuran luas. Pasalnya, ukuran rumah, jumlah kamar dan ruangan merupakan unsur yang sangat dipengaruhi oleh fungsinya. Pertimbangkan berapa orang yang akan menghuni rumah tersebut.
Pemilihan lokasi rumah juga akan berpengaruh pada harga. Jika sekiranya rumah di pusat kota terlalu mahal, kamu bisa memilih rumah yang agak di pinggir kota, namun dengan akses dan fasilitas umum memadai.
2. Bayar DP Besar
DP atau uang muka akan mempengaruhi jumlah hutang pokok yang kamu miliki. Semakin besar DP, maka hutang pokok akan semakin kecil, sehingga kamu bisa leluasa memilih tenor yang tidak terlalu lama.
Memang DP KPR biasanya berkisar antara 20-30% dari harga rumah. Namun bank atau lembaga keuangan juga tidak akan menolak jika kamu membayar DP yang lebih besar dari itu.
3. Bayar Cicilan Melebihi Minimum
Beberapa produk KPR memungkinkan nasabah untuk membayar cicilan dengan angka minimum yang sudah ditentukan. Hal ini bisa menjadi peluang bagi kamu yang ingin cicilan cepat lunas.
Caranya adalah dengan membayar cicilan melebihi angsuran minimum yang sudah ditetapkan bank. Konsisten dengan pembayaran lebih bisa membantu kamu untuk melunasi KPR lebih cepat.
4. Lakukan Refinancing
Dalam pembiayaan seperti KPR, ada istilah refinancing yaitu melunasi KPR lebih cepat dengan melakukan pendanaan ulang cicilan dari lembaga kredit atau pihak bank yang belum selesai dilunasi.
Dengan cara ini, kamu bisa mendapatkan berbagai keuntungan, seperti suku bunga KPR yang lebih rendah, menambah jumlah angsuran, serta mempersingkat masa tenor setiap bulannya.
5. Konsolidasi Hutang
Para pakar dan perencana keuangan selalu menyarankan agar hutang tidak melebihi 30% dari total pendapatan. Ada rumus terkenal terkait pengelolaan pendapatan, yaitu 50-30-20, yang artinya 50% penghasilan untuk kebutuhan, 30% untuk membayar hutang, dan 20% untuk masa depan atau investasi.
Pastikan cicilan KPR dan pinjaman lain yang kamu miliki tidak melebihi 30% dari penghasilan, agar finansialmu tetap sehat.
Lalu bagaimana jika hutang yang dimiliki ternyata melebihi 30% dari penghasilan? Dalam hal ini, kamu bisa mencoba melakukan konsolidasi hutang.
Konsolidasi hutang adalah penggabungan beberapa hutang menjadi satu hutang dengan suku bunga lebih rendah. Langkah ini bisa membuat pembayaran hutang lebih sederhana dan mengurangi jumlah bunga yang harus dibayar.
Selain tips-tips di atas, memastikan finansial dalam kondisi sehat sebelum mengajukan KPR juga merupakan hal penting yang perlu dilakukan. Dengan finansial yang sehat, pembayaran cicilan juga akan terasa ringan karena sesuai dengan kondisi keuanganmu.
Mengecek kesehatan finansial kini bisa dilakukan dengan mudah melalui Financial Fitness Check Up yang bisa membantumu memeriksa kondisi keuangan hanya dalam waktu 3 menit.
Setelah melakukan Financial Fitness Check Up, kamu bisa mendaftar untuk mengikuti layanan konsultasi 1 on 1 dengan Nyala Trainer. Di sesi ini, kamu bisa membahas hasil Financial Fitness Check Up kamu dan menyusun strategi keuangan secara cermat.
Banyak manfaatnya, bukan? Yuk, atur keuanganmu dengan Ruang meNYALA sekarang guna mencapai #FinanciallyFit!
Baca juga: 10 Rincian Biaya KPR Penting di Bank dan Cara Menghitungnya