Supaya bisa dikatakan sehat keuangan, tentunya terdapat berbagai macam cara untuk mencapainya. Mulai dari berinvestasi secara rutin hingga mencari cara untuk meningkatkan pendapatan. Dengan dua jurus tersebut, banyak orang yang merasa cukup bahkan percaya diri dengan keuangannya.
Padahal, jika kita mulai melihat kembali budgeting dan juga neraca keuangan, bisa saja keuangan kita masih belum bisa dikatakan sehat. Apalagi dengan meningkatnya pendapatan, biasanya diiringi dengan meningkatnya juga pengeluaran.
Hal ini yang terjadi oleh Ari, seorang karyawan swasta yang baru meniti karir dalam 3 tahun belakangan ini. Di tahun pertama, ia merasa pendapatannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Akhirnya, Ari merasa harus mencari pekerjaan yang bisa menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi dari tempat bekerjanya saat ini.
Pendapatan Naik, Apa Pengeluaran Juga Naik? Tips Keuangan Sehat!
Saat sudah berada di pendapatan yang diinginkan, Ari merasa bahwa keuangannya tidak serta merta langsung sehat. Ternyata, Ari pun masih tetap tidak bisa menabung secara rutin. Pernah memaksa diri untuk bisa menabung dan punya tabungan, tapi selalu saja tabungannya terpakai.
Ari merasa bahwa keuangannya ini membutuhkan solusi terkait pengelolaan keuangan yang bijak dan tepat. Akhirnya, Ari berkonsultasi dengan Nyala Trainer dari Ruang MeNyala untuk memahami cara mengatur keuangan dengan tepat dan bisa menabung serta berinvestasi. Saat berkonsultasi, berikut adalah solusi dari permasalahan keuangan yang Ari rasakan.
1. Wajib Menyusun Budgeting untuk Memulai Pengelolaan Keuangan yang Lebih Baik
Saat berkonsultasi, Ari pun bercerita kalau ia tidak membuat budgeting dan juga tidak mencatat pengeluaran harian. Ari juga lebih sering membiarkan uangnya mengalir begitu saja tanpa tahu kemana saja uangnya digunakan selama ini.
Maka, hal pertama yang harus Ari lakukan adalah membuat budgeting dan catatan keuangan harian. Budgeting ini adalah rencana pengeluaran dari pendapatan per bulan Ari. Kira-kira, Ari ingin menggunakan uangnya untuk apa. Saat membuat budgeting, ada baiknya juga mulai membuat proporsi keuangan. Dimana, 20% digunakan untuk menabung, 50% untuk kebutuhan sehari-hari, 30% bisa digunakan untuk keinginan.
Setelah membuat budgeting, selanjutnya Ari juga harus mulai mencatat pengeluaran harian untuk mengetahui apakah rencananya sesuai atau pada kenyataan banyak pengeluaran yang bocor?
Tidak lupa, Ari harus me-review budgeting dan catatan keuangan di akhir bulan untuk memastikan apakah di bulan depan akan menggunakan budgeting yang sama atau membuat baru.
2. Mulai Menumbuhkan Kebiasaan Menabung
Setelah Ari membuat budgeting, selanjutnya adalah menumbuhkan kebiasaan menabung. Jangan sampai menerapkan mindset pendapatan bertambah, tetapi pengeluaran juga bertambah.
Ari harus mulai “memaksa” dirinya agar bisa menabung. Angka yang ideal dan sehat adalah 20% dari pendapatan yang perlu dialokasikan untuk menabung. Dari budgeting yang sudah di cek, Ari harus merelakan pos-pos belanja yang dikurangi untuk bisa menabung.
Ari pun harus mulai hidup lebih hemat, dimana jika biasanya Ari selalu menggunakan delivery online untuk makan siang hingga malam, sekarang Ari harus mulai mengganti makanannya tersebut menjadi lebih hemat. Hal tersebut bisa dilakukan dengan memasak sendiri atau membeli di tempat dengan harga yang jauh lebih terjangkau.
3. Membuat Prioritas dalam Keuangan
Ari sudah tahu bahwa permasalahan utama dalam keuangannya adalah fakta bahwa dirinya tidak kenal dengan keuangannya sendiri. Kemana saja uangnya pergi dan juga tidak tahu prioritas keuangan yang harus dipenuhi.
Selain memulai kebiasaan menabung, Ari juga harus mulai membuat prioritas dalam keuangan. Saat ini, prioritas keuangan Ari adalah memenuhi dana darurat. Apalagi Ari masih belum menikah dan tidak ada tanggungan, Ari bisa memfokuskan keuangannya untuk memenuhi dana darurat terlebih dahulu.
Dana darurat yang sebaiknya dimiliki oleh Ari adalah minimal 6 kali dari pengeluaran bulanannya saat ini. Sebaiknya, dana darurat disimpan di tempat yang aman, mudah dicairkan, dan mudah untuk dijangkau. Tidak disarankan dana darurat disimpan di instrument yang agresif dan juga tidak mudah dijangkau.
Pasalnya, sifat dana darurat harus bisa diakses kapan pun dan dimana pun. Karena kejadian darurat bisa saja terjadi di tengah malam, besok, akhir pekan atau di beberapa tahun ke depan.
Ingin Lebih Sehat keuangan, Konsultasikan pada Ahlinya
Setelah berkonsultasi, Ari pun merasa bahwa hal ini menjadi langkah yang tepat daripada hanya berasumsi. Karena pada kenyataan, banyak dari kita yang belum kenal dengan keuangan kita sendiri.
Kamu juga mau mendapatkan solusi dari permasalahan keuangan kamu? Yuk, lakukan pengecekan kesehatan keuanganmu terlebih dahulu melalui Financial Fitness Check Up, supaya kamu tahu kondisi keuangan saat ini tanpa harus berasumsi.
Setelah itu, kamu juga bisa mendapatkan konsultasi 1-on-1 dengan Financial Trainer yang sudah tersertifikasi di Ruang meNYALA secara gratis, lho! Tunggu apalagi, yuk langsung aja daftar jadi member Ruang meNYALA, lakukan pemesanan jadwal konsultasi sekarang juga. Gampang bukan?