Menabung menjadi salah satu cara paling ampuh untuk mencapai tujuan finansial. Cara menabung pun semakin berkembang seiring perkembangan teknologi. Kamu bisa menabung uang di bank, atau menginvestasikannya melalui instrumen yang diinginkan.
Nominal uang yang ditabung tentu disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Meskipun secara umum, semakin besar uang yang ditabung, maka semakin cepat pula uang terkumpul.
Sementara para financial planner biasanya menyarankan untuk menabung dengan metode perhitungan 50-30-20 persen dari total penghasilan. Rinciannya, 50% penghasilan digunakan untuk kebutuhan, 30% untuk hutang atau cicilan, dan 20% ditabung untuk masa depan.
Adapun para Gen Z memiliki cara tersendiri untuk menabung. Alih-alih menyisihkan uang untuk masa depan, mereka cenderung memilih untuk fokus pada apa yang sedang dihadapi saja. Dari persepsi ini, muncullah tren soft saving.
Baca juga: Cara Menghitung Dana Darurat yang Ideal, Ini Simulasinya!
Apa Itu Soft Saving?
Soft saving adalah metode menabung ala Gen Z yang santai dan fleksibel. Artinya, orang yang menerapkan soft saving lebih memfokuskan alokasi keuangan untuk pengembangan diri dan kesehatan ketimbang mengkhawatirkan keuangan di masa depan.
Artinya, porsi menabung dalam metode soft saving lebih kecil lagi dibandingkan porsi menabung konvensional. Sementara porsi yang lebih besar dari penghasilan akan digunakan untuk memenuhi gaya hidup.
Fenomena soft saving tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan menyebar ke seluruh dunia. Soft saving berawal dari tren soft life yang banyak digencarkan influencer di media sosial.
Sebagai informasi, soft life adalah gaya hidup santai yang menolak kekhawatiran akan masa depan. Orang yang menerapkan soft life lebih mementingkan relaksasi dan kesehatan mental di atas segalanya.
Misalnya, olahraga teratur, pola makan sehat, dan pekerjaan yang menyenangkan akan lebih diutamakan daripada membeli mobil mewah, berjuang memperbaiki karier, atau mencoba membangun rumah impian.
Baik soft saving maupun soft life memprioritaskan pengalaman, perawatan diri, dan membelanjakan uang yang dimiliki untuk kepuasan diri dan mental.
Baca juga: 10 Cara Mengelola Keuangan dengan Baik
Kelebihan Soft Saving
Setiap tren atau kebiasaan pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Begitu pula dengan kebiasaan menabung santai dan mementingkan gaya hidup sehat dalam praktik soft saving ini.
Jika dijalankan dengan baik, soft saving bisa membantu menciptakan keseimbangan yang sehat antara kebutuhan finansial jangka pendek dan jangka panjang, sehingga kamu bisa merencanakan masa depan dengan lebih tenang.
Berikut adalah beberapa kelebihan dari soft saving, tren menabung ala Gen Z.
1. Menumbuhkan Kebiasaan Menabung
Menabung dalam jumlah besar tentu akan berat bagi kamu yang belum terbiasa. Maka kamu bisa menerapkan soft saving untuk memulai kebiasaan menabung, yaitu dengan menyisihkan sebagian kecil penghasilan saja.
Pasalnya, sebagian orang akan berpikir bahwa menabung dengan jumlah kecil bisa lebih konsisten sehingga kebiasaan menabung akan terbangun dengan sendirinya.
Dengan terbiasa menabung secara teratur, rasa tanggung jawab terhadap keuangan pribadi akan berkembang. Pada akhirnya, kamu akan memiliki kontrol diri dan mengurangi kecenderungan untuk impulsif dalam membelanjakan uang.
Namun demikian, kamu harus memastikan uang yang ditabung itu meningkat seiring waktu hingga mencapai alokasi yang ideal.
2. Keseimbangan Hidup Terjamin
Seperti tujuannya, soft saving bisa memastikan adanya keseimbangan hidup dalam diri pelakunya. Dengan soft saving, kamu akan tetap memiliki tabungan, namun di sisi lain bisa memenuhi kebutuhan dan gaya hidup.
Menerapkan soft saving memungkinkan pelakunya untuk menyesuaikan pola menabung dengan prioritas hidup, seperti liburan atau kegiatan sosial, tanpa merasa terbebani oleh tekanan keuangan.
3. Mengurangi Stres Finansial
Stres finansial adalah istilah untuk menggambarkan seseorang yang diliputi rasa khawatir, cemas, dan tegang secara emosional karena keuangan, hutang, atau tanggung jawab keuangan lain yang harus dipenuhi.
Nah, soft saving membantu mengurangi stres finansial dengan memberikan fleksibilitas dalam menabung tanpa adanya tekanan atau kewajiban yang berat.
Dengan tidak memiliki target tabungan tertentu, kamu bisa menyesuaikan jumlah yang ingin ditabung sesuai dengan kemampuan finansial pada saat itu.
Sehingga, kamu bisa menabung dengan lebih nyaman tanpa merasa terbebani dengan target keuangan di masa depan.
Baca juga: 12 Cara Menabung 1 Juta per Bulan untuk Anak Sekolah, Simak!
Kekurangan Soft Saving
Pada kenyataannya, metode soft saving bukan untuk semua orang. Artinya, kelebihan dan manfaat dari metode ini akan tergantung pada kondisi dan keuangan pribadi masing-masing orang.
Dengan menabung sedikit, itu berarti kamu memerlukan lebih banyak waktu untuk mencapai tujuan finansial di masa depan. Tidak bisa dipungkiri bahwa mempersiapkan keuangan untuk masa depan, terutama masa pensiun itu cukup krusial bagi setiap orang.
Nah berikut ini kekurangan atau dampak negatif dari penerapan soft saving dalam jangka waktu lama.
1. Tidak Terbiasa Berinvestasi Sejak Dini
Investasi sejak dini memberikan manfaat yang besar bagi keuangan di masa depan. Maka tak heran jika banyak penasihat finansial yang menyarankan untuk mulai investasi semuda mungkin.
Investasi dilakukan dengan cara menyisihkan uang dan dianggap sebagai cara menabung yang paling menguntungkan. Pasalnya, kamu tidak hanya memiliki simpanan uang, tapi juga mendapat keuntungan dari investasi tersebut sehingga uang bertambah.
Sehingga aplikasi soft saving dengan porsi menabung yang kecil akan membuatmu kehilangan kesempatan mendapat manfaat investasi. Jika adapun, uang yang disisihkan terlalu kecil sehingga keuntungan investasi juga rendah.
2. Terancam Hidup Tanpa Tabungan
Soft saving tidak berarti sama sekali tidak menabung. Pelaku soft saving tetap memiliki tabungan, namun jumlah dan porsi yang dialokasikan kecil.
Selain itu, soft saving juga menghindari diri dari memiliki tujuan finansial tertentu di masa depan. Di sinilah letak sisi negatifnya.
Menerapkan soft saving yang mengedepankan pemenuhan gaya hidup berpotensi membuatmu hidup dari gaji ke gaji tanpa tabungan yang berarti. Pada akhirnya, kamu tidak memiliki dana darurat yang cukup sebagai sebagai pengaman ketika terjadi masalah di kemudian hari.
Lalu apakah soft saving merupakan metode yang negatif? Tentu tidak. Namun lebih baik lagi jika kamu bisa menyeimbangkan pengeluaran antara pemenuhan gaya hidup dan menabung untuk masa depan.
Bagaimanapun manusia itu hidup tidak hanya saat ini saja. Ada masa depan, masa pensiun, dan masa tua yang perlu dipersiapkan.
Maka menabung dengan porsi yang proporsional sangat dibutuhkan bagi generasi muda. Selain itu, tempat menabung juga penting agar uang yang disimpan aman, lebih-lebih mendapat keuntungan.
Nah, bagi yang penasaran tentang profil keuangan pribadi, kamu bisa cek kondisi finansial dengan mengikuti Financial Fitness Check Up dari Ruang meNYALA.
Dengan Nyala Trainer yang sudah berpengalaman, kamu akan mendapatkan sesi konsultasi 1-on-1 untuk membantumu dalam menganalisa kesehatan keuangan.
Caranya pun mudah, kamu hanya perlu menentukan jadwal yang diinginkan, lalu pilih trainer-nya. Well done! Tunggu saja hari konsultasinya tiba.
Baca juga: 8 Cara Menabung 50 Juta dalam Setahun, Begini Tips Mudahnya!