Logo Ruang Menyal
Bg Block

Saham Biasa - Karakteristik, Jenis, dan Cara Menghitungnya

Oleh: ruangmenyala

Last updated: 14 April 2024 | 17777 dilihat

Article Detail

Saham biasa adalah salah satu pilihan investasi yang cukup populer dan banyak diminati. Adapun kata lain dari jenis saham ini adalah common stock.

Singkatnya, saham biasa adalah sekuritas yang memungkinkan kamu membeli sebagian saham milik perusahaan.

Agar lebih jelas, kamu bisa simak ulasan berikut mulai dari pengertian saham biasa, karakteristik, contoh, cara menghitung, hingga bedanya dengan saham preferen. Check it out!

Apa itu Saham Biasa?

Common stock atau saham biasa adalah sertifikat bukti kepemilikan dalam suatu perusahaan yang umumnya berisi tentang hak dan kewajiban investor dalam pengelolaan bisnis.

Selain itu, saham biasa adalah jenis keamanan yang memungkinkan investor untuk membeli sebagian kepemilikan perusahaan pada setiap asetnya. 

Terdapat fasilitas atau hak yang bisa digunakan oleh pemegang saham biasa ini, seperti memilih dewan direksi, memberi hak suara tentang keputusan dalam mengubah atau menentukan kebijakan perusahaan. 

Namun di samping itu, common stock juga memiliki beberapa risiko, seperti saat perusahaan mengalami kerugian, pemegang saham biasa tidak akan menerima dana hingga kreditur, pemegang obligasi, dan pemilik saham preferen telah menerima bagiannya.

Meskipun demikian, saham biasa adalah jenis yang bisa bertahan dalam jangka panjang serta dapat lebih unggul dari obligasi dan saham preferen.

Oleh sebab itu, banyak perusahaan yang menerbitkan ketiga jenis sekuritas tersebut dan memberi keleluasaan kepada investor untuk memilih.

Karakteristik Saham Biasa

Terdapat 3 karakteristik saham biasa yang utama, di antaranya:

1. Ketersediaan

Ketersediaan saham biasa di sekuritas kemungkinan besar akan selalu tersedia dan bisa dibeli oleh investor kapan saja.

Hal itu akan memudahkan pemilik modal yang menginginkan kepemilikan suatu perusahaan dan menjadikan saham biasa sebagai pilihan.

Baca juga: Kapan Waktu Terbaik Beli Saham? Begini Cara Menentukannya! 

2. Pembagian Dividen

Pembagian hasil untuk investor saham biasa adalah ditentukan berdasarkan kebijakan perusahaan. 

Tidak semua perusahaan akan memberikan dividen kepada pemilik saham biasa.

Namun, investor jenis ini masih berpeluang mendapatkannya setelah pemegang saham preferen memperoleh bagian mereka.

3. Hak Pilih

Pemilik saham biasa memiliki hak suara dalam pengambilan keputusan yang akan dilakukan perusahaan.

Beberapa contohnya adalah keputusan tentang pemilihan dewan direksi, aktivitas bisnis perusahaan seperti, akuisisi, merger, serta pemecahan saham.

Jenis-jenis Saham Biasa

Berdasarkan panduan investasi yang dibuat oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), terdapat beberapa jenis saham biasa, di antaranya:

1. Blue Chip Stocks

Jenis yang pertama dari saham biasa adalah blue chip stocks yang dimiliki oleh perusahaan dengan reputasi baik dan pertumbuhannya stabil.

Umumnya, saham ini memberikan dividen yang tidak terlalu besar, namun teratur selama jangka waktu cukup panjang.

Selain itu, harga dari saham jenis ini juga cukup stabil dan tidak rentan terhadap perubahan nilai di pasar saham.

2. Income Stocks

Jenis saham ini biasanya memberikan dividen dengan nominal yang relatif tinggi, namun tidak teratur. 

Income stocks dapat menjadi sarana untuk memperoleh penghasilan tanpa melakukan aktivitas penjualan saham.

Baca juga: 14 Manfaat Pasar Modal Bagi Investor, Eminten, Maupun Negara 

3. Growth Stocks

Growth stocks umumnya diterbitkan oleh perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan pesat di industrinya.

Walaupun tidak memiliki riwayat pertumbuhan yang menjanjikan, apresiasi harga dari saham ini relatif berpotensi baik.

Namun di samping itu, saham ini juga memiliki risiko yang cukup tinggi daripada jenis lainnya.

Contoh Saham Biasa

Salah satu contoh saham biasa adalah saham waran yang memiliki beberapa seri dalam penawarannya. 

Setiap seri dari saham waran tersebut memiliki kode yang berbeda-beda pada papan Bursa Efek Indonesia. 

Saham waran seri I adalah efek yang membuat pemiliknya berhak untuk menjalankan asetnya menjadi sebuah saham perusahaan baru dengan nominal Rp50 juta. 

Contoh saham biasa adalah PT. Smartfren Telecom Tbk yang merilis saham FREN waran seri III dengan kode waran FREN-W2 dengan durasi 5 tahun.

Cara Menghitung Saham Biasa

Dalam perhitungan neraca, common stock biasanya dicatat pada bagian ekuitas dari pemegang saham. 

Informasi tersebut muncul pada neraca bersamaan dengan tipe yang lainnya, seperti saham treasuri dan preferen.

Cara menghitung dividen saham biasa adalah dengan mengurangi jumlah ekuitas dari pemegang common stock dengan ekuitas investor saham yang lainnya.

Hasil perhitungan tersebut selanjutnya dibagi dengan rata-rata jumlah seluruh common stock yang beredar.

Melalui cara demikian, nilai buku dari saham biasa dapat diketahui, walaupun biasanya kurang sesuai dengan nilai pasar dari common stock. 

Nilai pasar umumnya didorong oleh pihak investor pada pasar saham, sedangkan nilai buku ditentukan berdasarkan aset perusahaan secara akuntansi.

Baca juga: Ketahui Kegunaan Informasi Akuntansi Bagi Investor

Cara Membeli Saham Biasa

Saham biasa bisa dibeli melalui pasar modal ataupun pasar swasta yang terintegrasi dengan Bursa Efek Indonesia pada hari kerja.

Namun, ada beberapa investor yang memilih untuk melakukan transaksi saham biasa melalui broker yang dikenakan beban biaya untuk komisi kesepakatan. 

Perbedaan Saham Biasa dan Saham Preferen

Baik saham preferen maupun saham biasa adalah peluang yang baik bagi investor untuk memiliki sebagian dari sebuah perusahaan. 

Namun, ada beberapa perbedaan saham biasa dan saham preferen, di antaranya:

1. Dividen

Pemilik saham preferen akan memperoleh dividen terlebih dahulu daripada investor saham biasa dan jumlahnya telah ditentukan.

Sedangkan besaran dividen yang diterima oleh pemegang saham biasa merupakan sisa dana, sehingga jumlahnya akan disesuaikan dengan keputusan dari petinggi perusahaan.

2. Tingkat Risiko

Jika perusahaan mengalami masalah dan berpotensi bangkrut, maka pemilik saham preferen akan memperoleh kesempatan lebih besar untuk mengajukan klaim asetnya.

Sedangkan pengajuan klaim milik investor saham biasa hanya bisa dilakukan saat seluruh pemilik saham preferen telah memperoleh haknya. 

3. Konversi Tingkat Saham

Pemilik saham preferen memiliki kesempatan untuk mengubah jenis sahamnya menjadi common stock.

Konversi ini dapat dilakukan oleh pemiliknya sesuai dengan tanggal yang telah ditentukan. 

Namun, perlu diperhatikan bahwa hal ini dapat menimbulkan kerugian dan keuntungan bergantung pada perbedaan nilai dividen saham.

Itulah penjelasan tentang pengertian saham biasa beserta karakteristik, jenis, contoh hingga cara menghitungnya.

Dari ulasan tersebut, kini kamu sudah mengerti kan apa saja perbedaan saham biasa dan saham preferen?

Bisa dilihat bahwa saham biasa memiliki potensi keuntungan yang tak kalah menjanjikan. Well, semoga artikel ini bermanfaat bagi kamu yang baru memulai investasi saham.

Yuk baca artikel lainnya di blog Ruang meNYALA dan dapatkan pengetahuan baru!

Baca juga: 10 Rekomendasi Reksadana Pasar Uang Terbaik, Wajib Punya!


undefined Komentar

Max. 0/120 karakter

Konten Lainnya