Tahukah kamu arti dari plafon kredit? Plafon kredit atau plafon utang adalah istilah yang lazim didengar ketika seseorang akan mengajukan pinjaman. Sederhananya, plafon utang adalah batas maksimal pembiayaan kredit yang dapat diterima debitur. Nominalnya pun sudah disepakati oleh kedua belah pihak.
Lebih lanjut, plafon utang adalah dasar dari perhitungan sebuah pinjaman sehingga menghitungnya pun harus cermat. Lantas, apa itu plafon utang? Bagaimana cara menghitungnya? Temukan jawabannya di penjelasan berikut ini.
Apa itu Plafon Utang?
Plafon utang adalah batas tertinggi pembiayaan atau kredit yang ditawarkan oleh lembaga keuangan kepada peminjam. Dalam ranah keuangan, plafon juga dikenal sebagai ceiling atau limit atas kredit yang diberikan kepada peminjam, sesuai dengan perjanjian kredit yang disepakati.
Penggunaan istilah "plafon utang” populer dalam layanan kredit, seperti KPR, KTA, dan kartu kredit. Plafon utang bertujuan untuk mengendalikan risiko gagal bayar dan mencegah kredit macet, sehingga dapat menjaga kondisi keuangan kedua belah pihak.
Cara Menghitung Plafon Utang
Dengan memperhatikan bahwa plafon utang adalah batas puncak pembiayaan yang disediakan oleh lembaga keuangan, perhitungan plafon utang dilakukan dengan formula sederhana. Berikut rumusnya.
Plafon utang= total pembiayaan yang diminta - jumlah uang muka yang sudah dibayarkan |
Sebagai contoh, jika seseorang hendak membeli rumah senilai Rp600 juta dengan uang muka 10%, maka plafon utangnya akan menjadi Rp540 juta.
Plafon utang= Rp600.000.000 (harga rumah) - Rp60.000 (uang muka 10%)
Plafon utang= Rp540.000.000
Formula ini dapat membantu peminjam menetapkan jumlah pinjaman maksimum sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas keuangan mereka.
Contoh Plafon Utang
Misalnya, seseorang ingin membeli mobil seharga Rp300 juta dengan DP 20%. Plafon utangnya adalah Rp240 juta. Namun, setelah dilakukan analisis kredit, bank mungkin menawarkan plafon utang yang lebih rendah, misalnya Rp220 juta, berdasarkan riwayat keuangan dan penghasilan peminjam.
Plafon utang juga mempertimbangkan bahwa jumlah yang dibebankan tidak melebihi kemampuan finansial kreditur dan membantu mengelola risiko kredit secara efektif.
Baca juga: Ini Syarat KPR Rumah dan Langkah-Langkah Pengajuannya
Tips Mengajukan dan Meningkatkan Plafon Kredit
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, plafon utang adalah batas maksimal kredit yang ditawarkan oleh lembaga keuangan. Saat akan mengajukan pinjaman, pastikan dulu keamanan skor kredit kamu. Lalu, lakukan riset tentang kredit yang diajukan, termasuk kebijakan bank dan kondisi pasar.
Selain itu, sesuaikan pula nominal down payment (DP) dengan kemampuan keuanganmu dan hindari mengajukan kredit lainnya menjelang pengajuan KPR. Untuk penjelasan detail setiap langkahnya, simak pembahasan berikut:
1. Pastikan Keamanan Skor Kredit
Skor kredit menentukan kemampuan kamu dalam memperoleh plafon kredit. Oleh karena itu, perhatikan pembayaran kredit sebelumnya dan jaga skor kredit tetap tinggi. Kualitas skor kredit memengaruhi penentuan plafon kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan. Jadi, pastikan kamu memiliki riwayat pembayaran yang baik untuk meningkatkan kepercayaan pemberi pinjaman.
2. Lakukan Riset Kredit yang Diajukan
Sebelum mengajukan kredit, lakukan riset tentang produk kredit yang ditawarkan oleh berbagai lembaga keuangan, seperti syarat, ketentuan, dan proses pengajuan kredit. Lalu, bandingkan plafon kredit yang ditawarkan oleh bank lainnya. Dengan melakukan riset yang cermat, kamu dapat memilih plafon kredit yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial.
Memahami kredit yang diajukan adalah langkah penting dalam merencanakan keuangan. Dengan demikian, kamu dapat memastikan bahwa plafon utang adalah sesuai dengan kemampuan saat ini dan kedepannya.
3. Sesuaikan Nominal Down Payment
Selanjutnya, pilih nominal down payment yang sesuai dengan plafon kredit yang diinginkan. Menyisihkan uang muka yang cukup dapat memengaruhi besarnya plafon kredit yang akan diterima.
Ingat, plafon utang adalah batas maksimal pinjaman yang dapat diperoleh dan dipengaruhi oleh jumlah down payment yang dibayarkan. Maka, sesuaikan nominal down payment dengan kemampuan finansial untuk memperoleh plafon kredit yang optimal.
4. Hindari Mengajukan Kredit Lainnya
Hindari mengajukan kredit lainnya menjelang pengajuan KPR karena pengajuan kredit baru dapat mengganggu skor kredit dan memengaruhi penentuan plafon kredit oleh bank. Tetapkan prioritasmu dan hindari mengajukan kredit tambahan yang tidak diperlukan.
Dengan menahan diri dari mengajukan kredit lainnya, peluang untuk mendapatkan plafon kredit yang diinginkan akan meningkat.
Itu dia pembahasan tentang plafon utang yang perlu kamu pahami sebelum mengajukan kredit, termasuk kredit rumah bagi kamu yang akan menikah. Dapat disimpulkan bahwa plafon utang adalah tingkatan tertinggi pinjaman yang dapat diberikan oleh kreditur.
Sebelum mengajukan KPR untuk bekal menikah, kamu perlu melakukan beberapa riset, termasuk rincian biaya KPR. Selain itu, kamu juga dapat memperdalam ilmu tentang investasi untuk memperkuat finansial.
Terkait hal itu, kamu tidak perlu khawatir karena Ruang meNYALA mengadakan Kelas Investasi Bermanfaat untuk Finansial Tetap Kuat yang mengupas tuntas cara membangun investasi yang dapat menguatkan finansial kamu.
Segera catat tanggal kelasnya, yaitu pada 14 Maret 2024 pukul 16:00-17:00 WIB yang diselenggarakan secara online. Tidak kalah penting, kamu juga perlu mengetahui kesehatan kondisi finansial agar kamu semakin siap dan #FinanciallyFit dengan memanfaatkan layanan Financial Fitness Check Up dari Ruang meNYALA.
Kemudian, setelah melakukan Financial Fitness Check Up, kamu juga bisa berkonsultasi 1 on 1 secara gratis dengan Nyala Trainer supaya kamu lebih paham cara mengatur keuangan untuk KPR dan menyiapkan pernikahan secara optimal.
Jadi, tunggu apalagi? Ikuti kelasnya dan temukan strategi terbaik untuk rencana masa depanmu!
Baca juga: Waktu yang Tepat untuk Berutang Agar Hidup Tidak Terbebani