Pernah nggak kamu mengelola keuangan secara pribadi dengan cara mencatat semua pemasukan, pengeluaran, tabungan, dan sebagainya? Jika iya, kamu telah melakukan aktivitas personal finance.
Personal finance ini tidak bisa dilepaskan dalam kehidupan sehari-hari. Memang dalam pencatatan keuangan, tidak semua orang melakukannya dengan terperinci.
Ada orang yang hanya mencatat secara global pemasukan dan pengeluaran saja, namun tidak sedikit yang mengelola keuangan secara rinci seperti seorang finance profesional.
Baca juga: Jangan Dianggap Sama! Ini 7 Perbedaan Hemat dan Pelit
Apa Itu Personal Finance?
Melansir Investopedia, personal finance adalah istilah yang menggambarkan pengelolaan keuangan yang dilakukan secara pribadi. Personal finance tidak hanya mengelola uang yang ada saat ini, namun juga memikirkan keuangan di masa depan dengan mengalokasikannya untuk investasi atau asuransi.
Artinya, personal finance mencakup pencatatan pemasukan dan pengeluaran, budgeting, tabungan, investasi, asuransi, hutang, hingga perencanaan pensiun, pajak, dan warisan.
Istilah personal finance sering merujuk pada seluruh industri yang menyediakan layanan keuangan kepada individu dan rumah tangga dan memberikan nasihat kepada mereka tentang peluang keuangan dan investasi.
Dalam praktiknya, personal finance ini memiliki target yaitu pemenuhan tujuan keuangan tertentu yang sudah ditetapkan. Maka untuk mendapat hasil maksimal, kamu perlu memiliki bekal kecerdasan finansial yang memadai dalam menjalankan personal finance.
Pentingnya Personal Finance
Personal finance adalah tentang memenuhi tujuan keuangan pribadi. Sasarannya bisa berupa apa saja, memiliki cukup uang untuk kebutuhan jangka pendek, merencanakan masa pensiun, atau menabung untuk pendidikan anak.
Fokus personal finance ini tergantung pada pendapatan, pengeluaran, tabungan, investasi, dan asuransi pribadi.
Mengetahui cara mengelola keuangan dengan baik atau disiplin keuangan ini menjadi sangat penting. Sebaliknya, abai terhadap pengelolaan keuangan yang baik bisa membuat finansial tidak seimbang.
Sebagai contoh, penerapan pada rumus 50-30-20 pada alokasi pemasukan atau gaji. Rumus ini akan sangat diperhatikan bagi orang yang melek pengelolaan keuangan.
Sebaliknya, masyarakat yang tidak memahami akan mengabaikan rumus tersebut, sehingga alokasi pemasukannya tidak seimbang. Alhasil orang itu justru menambah atau bahkan menumpuk hutang untuk memenuhi gaya hidup.
Abai terhadap pengelolaan keuangan dan personal finance ini sudah menimbulkan peringatan bagi masyarakat di Amerika Serikat. Pada Februari 2024, Federal Reserve Bank melaporkan bahwa hutang rumah tangga di sana meningkat sebesar US$3,4 Triliun sejak Desember 2019.
Baca juga: 6 Cara Menabung Milenial yang Efektif & Anti Gagal, Catat!
Area Personal Finance
Ada lima area yang menjadi fokus dalam personal finance. Kelima area itu adalah pendapatan, tabungan, pengeluaran, investasi, dan perlindungan. Berikut uraian singkat masing-masing area.
1. Pendapatan
Pendapatan atau income adalah titik awal keuangan pribadi. Ini mencakup seluruh jumlah arus kas masuk yang diterima dan dapat dialokasikan untuk pengeluaran, tabungan, investasi, dan perlindungan.
Cakupan pendapatan sangat luas, yaitu semua uang yang dihasilkan meliputi gaji, upah, dividen, dan sumber arus kas masuk lainnya.
2. Pengeluaran
Pengeluaran adalah arus keluar uang tunai dan biasanya merupakan tempat sebagian besar pendapatan disalurkan.
Dalam praktiknya, pengeluaran adalah segala sesuatu yang dibeli menggunakan pendapatan, termasuk kebutuhan harian, makanan, hobi, uang sewa, hutang, perabotan rumah, perbaikan rumah, perjalanan, hingga hiburan.
Mampu mengelola pengeluaran adalah aspek penting dari personal finance. Kamu harus memastikan pengeluarannya lebih kecil dari pendapatannya, jika tidak, maka kamu tidak akan mempunyai cukup uang untuk menutupi pengeluaran atau bisa saja terlilit hutang.
3. Tabungan
Tabungan adalah sebagian pendapatan yang disisihkan untuk tujuan masa depan. Setiap orang harus mempunyai tabungan untuk menutupi pengeluaran besar atau keadaan darurat.
Artinya, uang yang ditabung itu sebisa mungkin tidak dibelanjakan. Memang sulit, namun setiap orang harus berusaha untuk memiliki tabungan untuk memenuhi fluktuasi pendapatan dan pengeluaran.
Di sisi lain, uang tunai yang tidak digunakan di rekening tabungan akan menjadi sia-sia karena kehilangan daya beli akibat inflasi seiring berjalannya waktu. Sebaliknya, uang tunai yang ditabung itu sebaiknya ditempatkan pada sesuatu yang akan membantu mempertahankan nilainya atau tumbuh, seperti investasi.
4. Investasi
Investasi adalah aktivitas pembelian aset, bisa berupa saham, reksadana, emas, dan obligasi, untuk mendapatkan keuntungan atas uang yang diinvestasikan.
Berinvestasi bertujuan untuk meningkatkan kekayaan individu melebihi jumlah yang mereka investasikan. Namun perlu dicatat, berinvestasi tetap memiliki risiko, karena tidak semua aset terapresiasi dan bisa merugi.
5. Asuransi
Asuransi atau perlindungan mengacu pada metode yang diambil seseorang untuk melindungi dirinya dari kejadian tak terduga, seperti penyakit atau kecelakaan, dan sebagai cara untuk menjaga kekayaan.
Perlindungan mencakup asuransi jiwa dan kesehatan serta perencanaan harta benda dan pensiun.
Baca juga: Ikut Arisan atau Menabung? Kenali Perbedaan Sebelum Memilih!
Cara Penerapan Personal Finance
Semakin cepat memulai perencanaan keuangan, semakin baik, namun tidak ada kata terlambat untuk menciptakan tujuan keuangan guna memberikan keamanan dan kebebasan finansial bagi diri sendiri dan keluarga.
Berikut adalah cara menerapkan personal finance dalam kehidupan pribadi.
1. Ukur Penghasilan
Semuanya sia-sia jika kamu tidak tahu berapa banyak uang yang dihasilkan setelah pajak dan pemotongan. Jadi sebelum memutuskan apa pun, pastikan kamu tahu persis berapa jumlah gaji yang bisa dibawa pulang yang diterima.
2. Susun Anggaran
Anggaran sangat penting untuk hidup sesuai kemampuan dan menabung cukup untuk memenuhi tujuan jangka panjang. Metode penganggaran 50-30-20 menawarkan kerangka kerja yang bagus. Ini rusak seperti ini:
- 50% dari gaji digunakan untuk keperluan hidup, seperti sewa, utilitas, bahan makanan, dan transportasi.
- 30% dialokasikan untuk pengeluaran keinginan, seperti makan di luar dan belanja pakaian.
- 20% gaji digunakan untuk menabung untuk dana darurat dan berinvestasi untuk masa depan.
3. Batasi Hutang
Kedengarannya cukup sederhana: jangan membelanjakan lebih dari penghasilan agar hutang tidak lepas kendali. Namun, sebagian besar orang harus meminjam dari waktu ke waktu, dan terkadang berhutang dapat memberikan keuntungan, seperti hutang untuk investasi.
Mengambil hutang untuk membeli rumah mungkin merupakan salah satu kasusnya. Namun, menyewa kadang-kadang bisa lebih ekonomis daripada membeli langsung, baik itu menyewa properti atau mobil.
Pada prinsipnya, dalam pengelolaan keuangan, kamu sebisa mungkin harus membatasi hutang atau bahkan meminimalisirnya. Maksimal pengeluaran untuk hutang adalah 30% dari pendapatan bulanan. Dengan begitu, kamu tidak punya tanggungan finansial yang bisa saja memberatkan di kemudian hari.
4. Rencanakan Masa Depan
Merencanakan masa depan merupakan unsur yang penting dalam pengelolaan keuangan. Ada dua cara mempersiapkan masa depan, yaitu menabung dan berinvestasi. Mengingat adanya inflasi, maka investasi menjadi pilihan yang lebih tepat untuk melindungi nilai harta atau bahkan meningkatkannya.
Ada banyak instrumen investasi yang bisa kamu pilih. Misalnya, kamu memilih untuk investasi emas, yang memiliki ketahanan nilai sehingga disebut sebagai aset safe haven.
Saat ini, investasi emas juga bisa dilakukan dengan mudah secara digital. Salah satu tempat untuk berinvestasi emas adalah di OCBC Mobile. Hanya mulai Rp10.000 saja, kamu sudah bisa mulai membeli emas.
Kamu bisa lebih leluasa dalam membeli atau menjualnya hanya dengan aplikasi OCBC Mobile loh. Praktis kan?
Itulah ulasan mengenai personal finance beserta tips dalam menerapkannya.
Sebelum berinvestasi, sebaiknya kamu melakukan tes kesehatan keuangan untuk mengetahui investasi mana yang sesuai dengan kondisi keuangan kamu saat ini.
Nah dalam hal ini, kamu bisa cek kondisi finansial dengan mengikuti Financial Fitness Check Up dari Ruang meNYALA. Setelah melakukan Financial Fitness check up, kamu juga bisa langsung konsultasi hasil Financial Fitness Check Up dengan Nyala Trainer loh!
Dengan Nyala Trainer yang sudah berpengalaman, kamu akan mendapatkan sesi konsultasi 1-on-1 untuk membantu dalam menganalisa kesehatan keuangan.
Caranya pun mudah, kamu hanya perlu menentukan jadwal yang diinginkan, lalu pilih trainer-nya. Tunggu saja hari konsultasinya tiba.
Baca juga: 9 Cara Dapat Uang 500rb Sehari Tanpa Modal, Mudah dan Cuan!