Apa bedanya barang preloved dengan barang bekas? Kenali perbedaan keduanya sebelum memutuskan untuk membeli!
Barang yang sudah tidak terpakai diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu barang bekas dan barang preloved. Keduanya memang sama-sama sudah tidak dipakai, tetapi memiliki perbedaan.
Preloved adalah istilah untuk barang bekas yang masih dalam kondisi baik dan layak pakai. Biasanya, barang preloved dijual kembali oleh pemiliknya karena kondisinya yang masih bagus.
Selain kualitas, barang-barang preloved juga memiliki kesan tersendiri bagi pemilik. Istilah preloved sering digunakan pada barang-barang seperti pakaian, aksesori, sepatu, tas, dan juga peralatan elektronik.
Ada beberapa jenis barang yang dapat dikategorikan sebagai preloved goods, yaitu:
- Barang sudah pernah digunakan beberapa kali, tapi masih tampak baru.
- Barang sudah lama dimiliki, tapi belum pernah dipakai.
- Barang pemberian orang lain dan tidak dipakai sama sekali, baik oleh pemberi maupun penerima.
Baca juga: 10 Ide Jualan Online Tanpa Modal, Mudah untuk Dilakukan
Beda Preloved dengan Barang Bekas
Perbedaan antara preloved dan barang bekas dianggap hanya istilah semata, padahal ada beberapa aspek mendalam yang membuat keduanya berbeda dalam persepsi pasar, harga, dan kualitas.
Berikut ini beberapa perbedaan yang mencolok antara preloved dengan barang bekas.
1. Kondisi Barang dan Kualitas
Preloved merujuk pada barang bekas yang masih dalam kondisi hampir sempurna, seolah-olah masih baru, dan hanya digunakan beberapa kali.
Pemilik awalnya mungkin sangat menjaga dan merawat barang tersebut sehingga terlihat hampir seperti baru, atau bahkan tanpa cacat.
Di sisi lain, barang bekas adalah istilah yang lebih luas dan mencakup barang dalam berbagai kondisi, mulai dari yang masih cukup bagus hingga yang sudah terlihat jelas tanda-tanda pemakaian atau bahkan kerusakan.
2. Jenis Barang yang Dijual
Istilah preloved dipakai untuk barang-barang yang memiliki nilai lebih tinggi atau barang bermerek yang masih memiliki daya tarik di pasar meskipun bukan barang baru.
Contoh umum dari barang preloved adalah tas desainer, pakaian dari brand ternama, sepatu branded, dan gadget.
Sementara barang bekas mencakup hampir semua jenis barang yang sudah pernah digunakan, mulai dari barang kebutuhan sehari-hari hingga peralatan rumah tangga.
3. Nilai dan Harga Jual
Preloved memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan barang bekas biasa karena persepsi tentang kualitas dan eksklusivitasnya.
Sebagai contoh, tas preloved dari brand ternama masih bisa dijual dengan harga tinggi karena mereknya yang populer, modelnya yang masih dicari, dan kondisinya yang hampir sempurna.
Sebaliknya, barang bekas biasanya dijual dengan harga yang jauh lebih rendah karena kualitasnya yang tidak dijamin atau kondisinya yang menunjukkan banyak tanda pemakaian.
4. Persepsi Pembeli
Preloved dianggap lebih "premium" dibanding barang bekas, sehingga lebih diminati pembeli yang menginginkan produk berkualitas tinggi dengan harga diskon, tetapi tidak keberatan dengan pemakaian sebelumnya.
Baca juga: 9 Cara Jualan Online untuk Pemula agar Laris Manis, Catat!
Jangan Mudah Tergiur Preloved!
Barang-barang preloved memang cukup menggiurkan bagi sebagian orang. Bagaimana tidak, kamu bisa mendapatkan barang berkualitas, branded, dengan harga yang miring.
Namun demikian, membeli preloved tetap harus mengukur skala prioritas dan fungsinya. Apakah barang preloved itu termasuk kebutuhan primer, atau hanya sekadar FOMO saja?
Jika hanya untuk memenuhi keinginan belaka, sebaiknya pikirkan ulang! Pasalnya, kamu bisa terjebak dalam gaya hidup konsumerisme yang akan merugikan kesehatan finansial.
Berikut beberapa hal yang perlu kamu pertimbangkan sebelum membeli barang preloved agar finansial tetap sehat.
1. Pahami Kebutuhan dan Prioritas
Sebelum membeli barang preloved, pastikan barang tersebut benar-benar dibutuhkan atau memiliki fungsi yang penting bagi keseharian.
Barang preloved yang terlihat menarik bisa menggoda untuk dibeli karena harganya lebih murah dibandingkan barang baru.
Namun, tanpa pertimbangan yang matang, pembelian tersebut bisa jadi hanya menambah koleksi yang jarang digunakan dan berujung pada pemborosan.
2. Cek Kondisi Barang
Meski kualitas masih bagus, tetap saja preloved merupakan barang bekas pakai. Untuk itu kamu perlu memastikan kondisinya masih bagus dan layak untuk dipakai.
Hal ini penting agar kamu bisa memperkirakan daya tahan barang ke depannya, mengingat membeli barang preloved berarti siap dengan kemungkinan masa pakai yang lebih pendek.
3. Sesuaikan dengan Anggaran
Membeli barang preloved bisa lebih terjangkau, tetapi pastikan bahwa pembelian ini tidak melebihi anggaran yang sudah dialokasikan.
Membiasakan diri mengatur anggaran untuk kebutuhan tersier, termasuk barang preloved, akan membantu menjaga keuangan tetap sehat.
Jangan tergoda untuk membeli lebih banyak barang hanya karena harganya lebih rendah, tetap patuhi anggaran yang telah direncanakan agar tidak terjebak dalam kebiasaan konsumtif yang perlahan bisa mengganggu kesehatan finansial.
Mempertimbangkan hal-hal di atas akan menghindarkanmu dari gaya hidup konsumtif. Pada akhirnya, finansialmu akan tetap dalam kondisi sehat karena tidak terjadi pemborosan.
Nah sekarang, mengetahui kesehatan finansial bisa dilakukan melalui Financial Fitness Check Up dari Ruang meNYALA. Melalui FFCU, kamu akan tahu apa yang harus kamu lakukan pertama kali supaya keuangan kamu lebih sehat dan membuatmu bahagia.
Setelah melakukan Financial Fitness check up, kamu juga bisa langsung konsultasi hasil Financial Fitness Check Up dengan Nyala Trainer loh!
Dengan Nyala Trainer yang sudah berpengalaman, kamu akan mendapatkan sesi konsultasi 1 on 1 untuk membantu dalam menganalisa kesehatan keuangan.
Caranya pun mudah, kamu hanya perlu menentukan jadwal yang diinginkan, lalu pilih Nyala Trainer. Tunggu saja hari konsultasinya tiba.
Baca juga: Cara Menghitung Keuntungan Jualan yang Wajib Diketahui!