Logo Ruang Menyal
Bg Block

Perbedaan Orang Kaya vs Miskin dalam Mengatur Keuangan

Oleh: Ruang Menyala

Last updated: 02 Januari 2025 | 803 dilihat

Article Detail

Banyak perbedaan mindset antara orang kaya vs miskin salah satunya dalam mengatur keuangan. Berikut ini perbedaan dan mindset yang harus dimiliki agar sukses mengatur keuangan!

Semua orang pasti ingin kaya. Namun tidak semua orang memahami bagaimana mengelola uang dengan baik, termasuk menyusun tujuan keuangan dan mengalokasikan dana untuk investasi. 

Pengelolaan keuangan ini menjadi mindset yang membedakan antara orang kaya dan orang miskin. Orang kaya selalu berpikir tentang bagaimana uang, aset, dan kekayaannya bisa bertambah terus. 

Sebaliknya, orang miskin akan merasa puas dengan nominal uang yang dimiliki. Mereka akan membelanjakan uang itu untuk hal-hal yang sifatnya tersier, hanya agar dipandang kaya oleh orang lain. 

Baca juga: Cara Gaji Awet Satu Bulan Meski Hobi Nonton Konser

Perbedaan Kaya vs Miskin

Menjadi kaya itu dimulai dengan mindset. Dalam dunia finansial, ada istilah money mindset, yaitu keyakinan terhadap cara menyikapi uang. Keyakinan ini akan berpengaruh pada keputusan apapun dalam membelanjakan uang. 

Secara umum, orang kaya cenderung memiliki money mindset yang lebih baik dibanding orang miskin. Orang dengan money mindset punya pemikiran antara lain:

  • Merasa memiliki kebebasan untuk belanja apa pun, tapi di sisi lain bisa mengatakan “tidak” pada diri sendiri.
  • Bersedia membantu orang lain yang kesulitan dalam hal materi.
  • Tidak membandingkan kemampuan materi dirinya sendiri dengan orang lain.
  • Memiliki kepercayaan diri untuk mencapai tujuan keuangan.

Berikut adalah beberapa perbedaan mendasar antara mindset orang kaya dan orang miskin yang perlu kamu ketahui. 

1. Pola Pikir tentang Uang

Orang kaya memiliki mindset bahwa uang adalah alat untuk menciptakan lebih banyak uang. Mereka fokus pada tujuan jangka panjang, seperti membangun kekayaan dan memastikan kestabilan finansial. 

Sebaliknya, orang miskin sering memandang uang hanya sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari atau untuk menikmati hiburan sesaat. 

Pola pikir seperti ini menyebabkan mereka sulit memprioritaskan tabungan atau investasi, karena yang menjadi fokus adalah pemenuhan kebutuhan langsung.

2. Alokasi Penghasilan

Orang kaya mengutamakan prinsip "bayar diri sendiri dulu," yaitu menyisihkan sebagian penghasilan untuk investasi dan tabungan sebelum membayar kebutuhan konsumtif. 

Mereka juga memiliki alokasi anggaran secara terencana, seperti 50% untuk kebutuhan pokok, 20% untuk tabungan atau investasi, dan 30% untuk hiburan. 

Di sisi lain, orang miskin cenderung membelanjakan penghasilan mereka terlebih dahulu untuk kebutuhan sehari-hari, dan menabung hanya jika ada uang yang tersisa. 

Akibatnya, kebiasaan ini sering menghambat mereka dalam mencapai tujuan keuangan yang lebih besar.

3. Pengelolaan Utang

Orang kaya menggunakan utang sebagai alat yang strategis untuk membangun aset produktif. 

Contohnya adalah mengambil kredit untuk membeli properti yang menghasilkan pendapatan pasif atau memulai bisnis yang menghasilkan keuntungan jangka panjang. 

Sebaliknya, orang miskin cenderung menggunakan utang untuk kebutuhan konsumtif, seperti membeli barang-barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan. 

Kebiasaan ini tidak hanya membebani keuangan, tetapi juga menambah risiko gagal bayar jika pendapatan tidak stabil.

4. Sumber Pendapatan

Orang kaya tidak hanya bergantung pada satu sumber pendapatan. Mereka menciptakan berbagai aliran pendapatan, seperti dari investasi, bisnis, properti, atau passive income lainnya. 

Di sisi lain, orang miskin biasanya hanya mengandalkan satu sumber pendapatan, seperti gaji bulanan. 

Ketergantungan ini membuat mereka lebih rentan terhadap risiko finansial jika sumber pendapatan utama terganggu.

5. Pengelolaan Risiko

Orang kaya paham bahwa risiko dalam kehidupan perlu dikelola dengan baik. Oleh karena itu, mereka memprioritaskan memiliki dana darurat, asuransi kesehatan, asuransi jiwa, dan diversifikasi investasi. 

Sebaliknya, orang miskin sering kali mengabaikan pengelolaan risiko. Mereka cenderung tidak memiliki perlindungan finansial yang memadai, sehingga lebih rentan mengalami kesulitan saat menghadapi situasi darurat.

Baca juga: Lebih Baik Dahulukan Dana Darurat Atau Investasi Ketika Mendapatkan Bantuan Subsidi Upah?

6. Kebiasaan Belanja

Orang kaya cenderung berhati-hati dalam membelanjakan uang mereka. Mereka fokus pada membeli barang yang berkualitas dan memberikan nilai jangka panjang, serta menghindari pengeluaran untuk gaya hidup.

Sebaliknya, orang miskin lebih sering berbelanja secara impulsif tanpa mempertimbangkan nilai barang tersebut dalam jangka panjang. 

Akibatnya, kebiasaan ini membuat mereka sulit mengontrol pengeluaran dan sering kali tidak memiliki tabungan yang memadai.

7. Investasi dalam Diri Sendiri

Orang kaya memahami bahwa investasi terbaik adalah pada diri sendiri. Mereka terus mengembangkan keterampilan, memperluas pengetahuan, dan memperluas jaringan profesional. 

Hal ini memungkinkan mereka untuk terus menciptakan peluang baru dan meningkatkan penghasilan mereka. 

Sebaliknya, orang miskin sering kali tidak memprioritaskan investasi dalam pengembangan diri, baik karena kurangnya pemahaman, waktu, atau dana. 

Akibatnya, potensi mereka untuk meningkatkan penghasilan dan mencapai kestabilan finansial menjadi terbatas. 

Orang kaya akan selalu fokus bagaimana menjadi keuangan stabil dan sehat. Sayangnya hal ini tidak dilakukan oleh orang miskin. Lalu kamu gimana? Seberapa sehat finansialmu?

Nah, kamu bisa loh cek kesehatan finansial untuk mengukur seberapa siap keuanganmu untuk liburan. Caranya dengan ikut Financial Fitness Check Up dari Ruang meNYALA. 

Melalui FFCU, kamu akan tahu apa yang harus kamu lakukan pertama kali supaya keuangan kamu lebih sehat dan membuatmu bahagia.

Setelah melakukan Financial Fitness check up, kamu juga bisa langsung konsultasi hasil Financial Fitness Check Up dengan Nyala Trainer loh! 

Dengan Nyala Trainer yang sudah berpengalaman, kamu akan mendapatkan sesi konsultasi 1 on 1 untuk membantu dalam menganalisa kesehatan keuangan.

Caranya pun mudah, kamu hanya perlu menentukan jadwal yang diinginkan, lalu pilih Nyala Trainer. Tunggu saja hari konsultasinya tiba.

Baca juga: Bedakan Dulu: Asuransi dan Investasi Punya Tujuan Berbeda


undefined Komentar

Max. 0/120 karakter

Konten Lainnya