Logo Ruang Menyal
Bg Block

Apa Itu PDB? Pengertian dan Rumus Menghitungnya

Oleh: Ruang Menyala

Last updated: 06 November 2024 | 2169 dilihat

Article Detail

Produk Domestik Bruto atau PDB adalah salah satu indikator penting dalam pertumbuhan ekonomi negara. Yuk simak penjelasan lengkap tentang PDB berikut!

Ketika belajar tentang ilmu ekonomi, kamu pasti akan mendengar beberapa istilah seperti pendapatan per kapita, Produk Domestik Bruto, ekspor-impor, dan sebagainya. 

Masing-masing istilah tersebut menjadi cermin bagaimana situasi perekonomian suatu negara. Pada akhirnya, jika kondisi perekonomian negara baik, maka ekonomi individu yang menjadi rakyatnya pun juga akan baik. 

Salah satunya adalah PDB, yang menjadi faktor penting dan menjadi pembanding tingkat kesejahteraan negara dalam waktu tertentu dengan negara lain di dunia. 

Apa Itu PDB?

Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) adalah nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara dalam jangka waktu tertentu, biasanya per tahun. 

PDB memiliki beberapa jenis, seperti PDB Harga Berlaku, PDB Konstan, dan PDB Per Kapita. PDB Harga Berlaku menggambarkan nilai barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dengan dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan. 

Sementara PDB Harga Konstan menggambarkan nilai barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dengan dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu yang dijadikan tahun dasar. 

Adapun PDB Per Kapita merupakan besaran pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara.

Secara umum, PDB menghitung nilai tetapi juga nilai konsumsi dan pendapatan. Termasuk nilai output yang dihasilkan oleh bisnis, pendapatan yang diterima oleh pekerja, dan jumlah yang dihabiskan oleh konsumen.

Selain itu, PDB juga menghitung nilai konsumsi dan pendapatan. Termasuk nilai output yang dihasilkan oleh bisnis, pendapatan, dan pengeluaran yang dilakukan oleh pekerja.

Manfaat Menghitung PDB

Sebagai indikator, PDB memiliki peran penting dalam mengukur laju perekonomian suatu negara. Di Indonesia, posisi PDB diukur oleh Badan Pusat Statistik (BPS). 

Dalam praktiknya, BPS selalu merilis posisi PDB Indonesia secara berkala, yaitu setiap tiga bulan atau triwulan. Berikut beberapa manfaat menghitung PDB.

1. Mengukur Pertumbuhan Ekonomi

PDB digunakan sebagai indikator utama untuk menilai pertumbuhan ekonomi suatu negara dari waktu ke waktu. Caranya adalah dengan membandingkan posisi PDB dari satu periode dengan periode sebelumnya. 

Dengan membandingkan PDB dari satu periode ke periode lain, pemerintah dan ekonom dapat memahami apakah ekonomi sedang tumbuh, stagnan, atau mengalami resesi

2. Dasar Perencanaan Kebijakan

Posisi PDB memberikan gambaran umum tentang kesehatan ekonomi yang penting bagi pembuat kebijakan. Pemerintah akan menggunakan informasi ini untuk menentukan arah kebijakan, terutama pada sektor fiskal dan moneter.

Misalnya, jika PDB menurun, pemerintah bisa saja memutuskan untuk mengurangi pajak atau memangkas suku bunga untuk meningkatkan konsumsi publik, sehingga merangsang pertumbuhan ekonomi.

3. Menilai Kesejahteraan Ekonomi

PDB digunakan untuk mengukur kesejahteraan ekonomi suatu negara. Semakin tinggi PDB suatu negara, semakin banyak barang dan jasa yang dihasilkan dan dikonsumsi oleh penduduknya, biasanya mengindikasikan peningkatan standar hidup. 

Di samping itu, PDB juga merupakan indikator yang biasa digunakan untuk membandingkan tingkat ekonomi antar negara. Dengan mengukur PDB per kapita (PDB dibagi jumlah penduduk), pemerintah bisa membandingkan standar hidup di negara yang berbeda. 

4. Meningkatkan Daya Tarik Investasi

PDB yang tinggi atau pertumbuhannya yang konsisten dapat menarik investor, baik domestik maupun internasional. Peningkatan PDB menunjukkan bahwa pasar dalam negeri berkembang, dan menjadi daya tarik bagi investor yang mencari peluang untuk menanamkan modalnya.

Cara Menghitung PDB

Seperti dijelaskan di atas, PDB dihitung oleh lembaga resmi yaitu BPS. Meski begitu, masyarakat yang berkepentingan juga bisa menghitung berapa PDB negara dengan menggunakan rumus baku. 

Dalam menghitung PDB, ada tiga pendekatan yang biasa digunakan, yaitu pendekatan pengeluaran, pendekatan pendapatan, dan pendekatan produksi. Berikut rumusnya. 

1. Pendekatan Pengeluaran

Rumus: PDB = C + I + G + (X - M)

Keterangan:

  • C = Konsumsi pribadi
  • I = Investasi
  • G = Pengeluaran pemerintah
  • X = Ekspor
  • M = Impor.

2. Pendekatan Pendapatan

Rumus: PDB = Kar + Peng + Se + Bu + Ke + Pa

Keterangan:

  • Kar = Pendapatan karyawan
  • Peng = Pendapatan pengusaha
  • Se = Pendapatan sewa
  • Bu = Pendapatan bunga
  • Ke = Pendapatan keuntungan
  • Pa = Pendapatan pajak yang dikurangi subsidi.

3. Pendekatan Produksi

Rumus: PDB = Nilai tambah sektor 1 + Nilai tambah sektor 2 + ... + Nilai tambah sektor n

Dampak PDB Rendah 

Ketika PDB suatu negara tinggi, maka bisa dipastikan perekonomian negara itu cukup baik dan masyarakatnya sejahtera. Sebaliknya, ketika PDB rendah, maka perekonomian negara dan masyarakat akan sulit. 

PDB yang rendah bisa menimbulkan sejumlah masalah ekonomi, seperti angka pengangguran tinggi, pendapatan per kapita rendah, utang pemerintah meningkat, negara di ambang resesi dan kesejahteraan masyarakat merosot. 

Memang tinggi rendahnya PDB sangat dipengaruhi kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan ekonomi. Namun, masyarakat juga bisa mengantisipasi kondisi sulit dengan perencanaan keuangan yang baik, sebagai berikut. 

1. Ketat Mengelola Pengeluaran

PDB rendah akan berdampak pada inflasi yang menyebabkan kenaikan harga barang-barang pokok. Karena itu, penting untuk meninjau kembali anggaran keuangan dan memprioritaskan pengeluaran hanya pada kebutuhan primer

Kamu bisa membuat daftar kebutuhan prioritas dan membatasi pengeluaran untuk hal-hal yang tidak terlalu mendesak seperti hiburan atau barang-barang mewah. 

2. Menabung dan Menyiapkan Dana Darurat

Memiliki dana darurat sangat penting, terutama di masa ketidakpastian ekonomi. Ketika PDB rendah, risiko pengangguran atau pengurangan pendapatan meningkat, dan memiliki tabungan atau dana darurat bisa menjadi penyelamat dalam situasi darurat. 

Idealnya, dana darurat harus mencakup minimal 6 kali pengeluaran bulanan. Kamu bisa mencicil secara bertahap untuk mencapai angka tersebut. Berikutnya, simpan dana darurat pada platform yang likuid dan mudah diakses sewaktu-waktu. 

Selain itu, meningkatkan tabungan secara teratur memberikan rasa aman dalam jangka panjang, terutama di saat perekonomian sedang tidak stabil. 

3. Investasikan Uang

Selain menghemat dan menabung, berinvestasi juga merupakan cara penting untuk mengoptimalkan uang yang dimiliki.

Ketika PDB rendah, suku bunga biasanya rendah, dan hal ini bisa menjadi kesempatan baik untuk berinvestasi di instrumen yang lebih menguntungkan dalam jangka panjang, seperti saham, obligasi, atau reksa dana. 

Investasi membantu uang berkembang lebih cepat dibandingkan dengan hanya menabung di rekening bank biasa. Namun, pastikan untuk memahami profil risiko masing-masing dan pilih instrumen yang sesuai.

Ketiga tips di atas akan membantu keuangan menjadi stabil. Keuangan stabil artinya sehat. Bagaimana dengan keuanganmu? Jika penasaran, kamu bisa cek kesehatan finansial melalui Financial Fitness Check Up dari Ruang meNYALA. 

Melalui FFCU, kamu akan tahu apa yang harus kamu lakukan pertama kali supaya keuangan kamu lebih sehat dan membuatmu bahagia.

Setelah melakukan Financial Fitness check up, kamu juga bisa langsung konsultasi hasil Financial Fitness Check Up dengan Nyala Trainer loh! 

Dengan Nyala Trainer yang sudah berpengalaman, kamu akan mendapatkan sesi konsultasi 1 on 1 untuk membantu dalam menganalisa kesehatan keuangan.

Caranya pun mudah, kamu hanya perlu menentukan jadwal yang diinginkan, lalu pilih Nyala Trainer. Tunggu saja hari konsultasinya tiba.

Baca juga: Fenomena Kelas Menengah Makan Tabungan, Apa yang Perlu Dilakukan?


undefined Komentar

Max. 0/120 karakter

Konten Lainnya