Bingung pilih KPR atau ngontrak rumah? Simak perbandingan lengkapnya, dari segi finansial hingga gaya hidup. Temukan solusi terbaik untuk hunian impianmu!
Memiliki rumah sendiri menawarkan banyak kelebihan. Namun, tampaknya generasi muda seperti Gen Z dan Milenial masih belum menjadikan rumah sebagai fokus utama dalam tujuan keuangan mereka.
Ada banyak alasan mengapa hal ini terjadi. Pertama, harga rumah terus mengalami kenaikan yang tidak diimbangi kenaikan penghasilan. Alhasil kondisi ini semakin menyulitkan Gen Z dan Milenial untuk membeli rumah.
Namun, di samping karena sulit, generasi muda juga banyak yang ogah untuk beli rumah. Mereka lebih pilih untuk kontrak rumah, dengan pertimbangan akses yang lebih dekat untuk ke kantor, sekolah anak, hingga fasilitas umum lainnya.
Sebagai contoh, anak muda yang baru meniti karir di Jakarta, akan lebih pilih sewa tempat tinggal baik kos atau kontrak di dekat kantornya. Menurut mereka, sewa tempat tinggal lebih realistis ketimbang beli.
Pasalnya, dengan gaji dan penghasilan yang dimiliki, mereka mungkin baru bisa membeli rumah yang lokasinya jauh dari kota Jakarta. Sehingga untuk bekerja ke kantor, mereka harus menempuh 2 jam perjalanan, atau 4 jam pulang pergi.
Baca juga: Kenali Cara Take Over KPR, Tidak Hanya Melalui Bank!
Sewa Rumah vs KPR
Membandingkan antara KPR dan kontrak rumah akan sangat tergantung pada kebutuhan, rencana jangka panjang, dan kondisi keuangan setiap orang.
Berikut ini beberapa faktor yang perlu kamu pertimbangkan saat memilih antara KPR rumah atau kontrak.
1. Biaya Awal dan Pengeluaran Bulanan
Jika kamu memilih sewa, biaya awal hanya uang deposit, sewa bulan pertama, dan terkadang biaya tambahan seperti biaya agen.
Namun, jika kamu memilih KPR, biaya awal biasanya lebih besar karena mencakup DP (20-30% dari harga rumah), biaya administrasi bank, biaya appraisal, dan pajak pembelian.
Cicilan KPR juga bisa lebih tinggi daripada biaya sewa bulanan tergantung pada besarnya pinjaman, bunga, dan jangka waktu KPR.
2. Kepemilikan Aset
KPR menawarkan keuntungan berupa kepemilikan, jadi setiap pembayaran cicilan meningkatkan nilai properti yang kamu miliki. Rumah bisa menjadi aset berharga dan bisa dijual atau diwariskan di masa depan.
Sebaliknya, dengan menyewa, kamu tidak mendapatkan aset dan harus mengeluarkan uang setiap bulan tanpa memperoleh kepemilikan atas rumah yang kamu tempati.
3. Nilai Properti dan Investasi
KPR bisa menjadi investasi karena nilai rumah cenderung naik seiring waktu, terutama jika lokasinya strategis. Nilai jual rumah bisa jadi lebih tinggi di masa depan, sehingga kamu berpotensi mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga properti.
Sementara itu, dengan menyewa, kamu tidak menikmati kenaikan nilai properti; ini bisa menguntungkan jika kamu tinggal di wilayah di mana harga properti tidak mengalami kenaikan signifikan.
4. Fleksibilitas
Sewa rumah lebih fleksibel, terutama jika kamu perlu berpindah lokasi secara teratur karena pekerjaan atau alasan lain. Kamu bisa berhenti menyewa kapan saja setelah masa kontrak selesai.
KPR kurang fleksibel karena membeli rumah adalah komitmen jangka panjang. Jika kamu ingin pindah, menjual rumah membutuhkan waktu, dan mungkin kamu belum balik modal.
Dari beberapa pertimbangan tersebut, sewa tampak lebih menguntungkan untuk fleksibilitas, biaya awal rendah, dan jika kamu tidak berencana tinggal lama di satu tempat.
Sementara KPR lebih menguntungkan jika kamu ingin memiliki aset di masa depan, siap dengan biaya awal dan perawatan, serta ingin menikmati kenaikan nilai properti dalam jangka panjang.
Baca juga: KPR Cicilan Ringan: Tips dan Trik agar Cepat Lunas
Mengajukan KPR Itu Mudah
Selain alasan fleksibilitas dan harga, banyak generasi muda yang belum berencana beli rumah karena menganggap pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di bank itu rumit.
Dalam kenyataannya, pengajuan KPR itu mudah jika kamu benar-benar memahami produk KPR dan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak bank.
Berikut beberapa tips yang bisa kamu terapkan untuk memudahkan dalam proses pengajuan KPR.
1. Susun Ulang Anggaran Keuangan
Kamu pasti punya anggaran keuangan yang sudah diterapkan dalam beberapa waktu. Namun, anggaran itu tentunya belum mengakomodir keperluan KPR rumah.
Untuk itu, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menyusun ulang anggaran keuangan. Misalnya, kamu bisa menerapkan rumus 40-30-20-10, yaitu 40% penghasilan untuk kebutuhan harian, 30% untuk utang atau cicilan, 20% untuk menabung dan investasi, serta 10% untuk dana darurat.
Dalam menyusun ulang anggaran, kamu perlu mengevaluasi pos-pos keuangan yang ada, dan alihkan pengeluaran yang dirasa tidak penting.
Termasuk terkait pos utang atau cicilan. Pastikan dengan adanya cicilan KPR, porsi akhirnya tidak lebih dari 30% penghasilan. Jika ternyata lebih, segera tutup atau lunasi dulu utang tersebut sebelum mengajukan KPR.
2. Pilih Rumah Sesuai Kebutuhan
Berikutnya, kamu perlu memastikan untuk memilih rumah yang sesuai dengan kebutuhan.
Tipe rumah dan lokasi akan sangat mempengaruhi harga, seperti semakin tinggi tipe rumah dan strategis lokasinya, maka harganya pun akan semakin mahal.
Rumah impian itu tak perlu besar, banyak kamar, dan mewah. Sesuaikan saja dengan jumlah penghuni, seperti jika kamu keluarga dengan dua anak, maka rumah 3 kamar sudah cukup.
Pertimbangannya, anak-anak akan tumbuh dewasa dan ada waktunya mereka akan keluar dari rumah untuk hidup mandiri. Sehingga rumah besar dengan banyak kamar itu pada akhirnya akan terbengkalai.
3. Siapkan Uang Muka
Setelah memilih rumah sesuai kebutuhan, kamu akan tahu berapa harganya dan berapa uang muka yang perlu disiapkan. Biasanya, KPR menetapkan uang muka sebesar minimal 30% dari harga rumah.
Jika bisa menyiapkan uang muka yang lebih besar, maka itu akan lebih bagus. Pasalnya, semakin besar uang muka, maka jumlah cicilan bulanan akan mengecil dan masa kredit bisa dipersingkat.
4. Perhatikan Skor Kredit
Diterima atau tidaknya pengajuan KPR akan bergantung pada skor kredit, yang di Indonesia dikenal dengan istilah BI Checking atau SLIK OJK. Skor kredit ini akan dijadikan dasar bank untuk melihat apakah kamu mengelola uang dengan baik atau tidak.
Sebelum mengajukan KPR, pastikan semua cicilan, tagihan kartu kredit, atau pinjaman lainnya telah dibayar tepat waktu. Bila perlu, lunasi beberapa pinjaman untuk mengurangi beban utang.
5. Lengkapi Dokumen Persyaratan
Kelengkapan dokumen menjadi faktor penting yang mempengaruhi proses persetujuan KPR.
Biasanya, dokumen yang diperlukan mencakup KTP, NPWP, slip gaji atau rekening koran, surat keterangan kerja, dan dokumen lain sesuai kebijakan bank. Pastikan semua dokumen asli siap, serta salinan yang rapi dan lengkap untuk mempercepat proses verifikasi.
Itulah ulasan tentang perbandingan antara KPR dan sewa rumah, serta bagaimana mengajukan KPR tanpa ribet untuk generasi muda yang ingin punya rumah impian.
Untuk informasi yang lebih jelas mengenai KPR, kamu bisa mengikuti Kelas meNYALA dengan tema “Rahasia KPR Generasi Muda Anti Ribet” dari Ruang meNYALA.
Kelas ini diselenggarakan secara online pada Kamis, 21 November 2024 pukul 19.00-20.00 WIB. Pematerinya adalah Founder @rumahkanyo, Kadek Arini. Kamu bisa ikut kelas dengan daftar di sini.
Setelah ikut kelas, kamu bisa cek kondisi finansial dengan mengikuti Financial Fitness Check Up dari Ruang meNYALA.
Setelah melakukan Financial Fitness check up, kamu juga bisa langsung konsultasi hasil Financial Fitness Check Up dengan Nyala Trainer loh! Nyala Trainer akan membantu dalam sesi konsultasi 1 on 1 dengan menganalisa kesehatan keuangan kamu.
Caranya pun mudah, kamu hanya perlu menentukan jadwal yang diinginkan, lalu pilih Nyala Trainer. Tunggu saja hari konsultasinya tiba.
Baca juga: Bolehkah Mencicil KPR Bareng Pacar? Begini Kata Perencana Keuangan