Logo Ruang Menyal
Bg Block

Divestasi: Tujuan, Metode, & Dampaknya Bagi Investor!

Oleh: ruangmenyala

Last updated: 15 April 2024 | 1334 dilihat

Article Detail

Divestasi adalah proses penjualan aset, baik berupa saham, properti, atau bisnis, oleh individu atau perusahaan. Strategi ini merupakan kebalikan dari investasi, di mana aset dibeli dengan harapan nilainya akan meningkat di masa depan.

Ada berbagai alasan melakukan divestasi, seperti mendapatkan dana segar, merealisasikan keuntungan, ataupun mengubah strategi bisnis. Selain itu, divestasi juga memiliki beberapa konsekuensi, seperti berpotensi memberikan keuntungan bagi pesaing, penurunan nilai aset, dan menyebabkan hilangnya pekerjaan.

Oleh karena itu, divestasi adalah keputusan yang harus dipertimbangkan dengan matang oleh para investor. Penting untuk menganalisis semua faktor yang terlibat sebelum membuat strategi divestasi.

Apa Itu Divestasi?

Divestasi adalah strategi yang berlawanan dengan investasi. Alih-alih menambah aset, divestasi justru berfokus pada pengurangan aset, baik dalam bentuk finansial maupun barang, dengan tujuan utama untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar di masa depan.

Perlu diketahui, bahwa divestasi bukan berarti tindakan yang merugikan. Strategi ini justru bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan dengan cara melepaskan aset yang kurang optimal dan berinvestasi pada aset yang lebih menjanjikan.

Contoh sederhana divestasi adalah ketika investor menjual sahamnya saat harga pasar sedang tinggi. Hal ini dilakukan untuk mengantongi keuntungan yang lebih besar. Strategi divestasi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti penjualan aset, divestasi saham, atau merger perusahaan.

Tujuan Divestasi

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, tujuan divestasi adalah untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Namun, perlu diketahui bahwa tujuan divestasi tidak hanya itu saja. Berikut beberapa tujuan lain dari divestasi:

Menyelaraskan Aset

Pertama, salah satu tujuan divestasi saham adalah untuk menyesuaikan portofolio aset. Umumnya, setiap aset membawa beban tambahan, seperti pajak, biaya perawatan, dan sebagainya. Untuk menghindari pengeluaran yang berlebihan, perusahaan perlu mengambil langkah-langkah untuk mengurangi aset mereka yang dikenal sebagai divestasi.

Mengoptimalkan Profit Jangka Panjang

Selain untuk meraih keuntungan, tujuan divestasi adalah mengoptimalkan profit jangka panjang. Hal ini dilakukan dengan memfokuskan perusahaan pada bisnis inti, memperoleh dana untuk investasi strategis, dan meningkatkan nilai perusahaan.

Sebagai contoh, dana yang diperoleh dari divestasi dapat digunakan untuk berinvestasi di bidang yang lebih menjanjikan atau untuk melakukan akuisisi perusahaan lain. Hal ini dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan profitabilitasnya di masa depan.

Mengurangi Beban Kerugian

Tujuan divestasi berikutnya yang tak kalah penting adalah mengurangi beban kerugian. Dalam beberapa kasus, aset atau unit bisnis tertentu mungkin mengalami kerugian yang signifikan atau terus menerus.

Dalam situasi seperti ini, divestasi dapat menjadi cara yang efektif untuk mengurangi atau menghilangkan kerugian tersebut. Dengan menjual atau mengurangi aset yang tidak menguntungkan, perusahaan dapat meminimalkan dampak negatifnya terhadap kinerja keuangan keseluruhan.

Baca juga: 7 Cara Nabung Saham untuk Investor Pemula, Yuk Simak!

Dampak Divestasi Bagi Investor

Strategi divestasi bisa memberikan dampak, baik secara positif maupun negatif, bagi seorang pemegang saham atau investor. Dampaknya pun bisa dirasakan secara langsung atau tidak langsung. Untuk lebih memahami konsekuensi dari divestasi, berikut penjelasannya:

1. Pengembalian Modal Investasi

Salah satu dampak divestasi bagi investor adalah pengembalian modal investasi. Ketika sebuah perusahaan melakukan divestasi, biasanya mereka menjual aset atau bisnis yang tidak lagi dianggap strategis atau menguntungkan.

Hasil penjualan tersebut kemudian dapat digunakan untuk mengembalikan sebagian modal investasi kepada para investor. Langkah ini membawa dampak positif karena memungkinkan para investor untuk mengalokasikan dana ke peluang yang lebih menguntungkan. 

Namun, ada juga potensi kehilangan pendapatan yang besar dari aset yang telah dijual. Oleh karena itu, keputusan ini perlu dipertimbangkan secara cermat sebelum diambil.

2. Hilangnya Kendali Atas Sebuah Perusahaan

Dampak divestasi selanjutnya adalah kehilangan hak kepemilikan atas suatu perusahaan. Saat seorang investor memasukkan modal ke dalam suatu perusahaan, mereka secara otomatis mendapatkan bagian dari kepemilikan perusahaan dalam bentuk persentase tertentu. 

Akan tetapi, ketika divestasi dilakukan dan modal ditarik kembali, investor juga akan kehilangan hak kepemilikan mereka atas perusahaan tersebut.

3. Pendapatan Berkurang

Dampak divestasi berikutnya bagi investor adalah berkurangnya pendapatan yang mereka terima. Ketika perusahaan menjual aset atau bisnis yang sebelumnya menjadi sumber pendapatan bagi investor, hal ini akan berdampak langsung pada arus kas mereka. 

Oleh karena itu, penting bagi investor untuk mempertimbangkan dengan hati-hati keputusan divestasi mereka dan mencari strategi pengelolaan risiko yang efektif, seperti diversifikasi investasi atau mencari peluang usaha alternatif.

4. Realokasi Aset

Terakhir, dampak divestasi dapat mencakup realokasi potensial aset. Hal ini berarti hasil keuntungan dari penjualan atau pengurangan aset dapat dialokasikan ke aktivitas produktif lainnya dengan harapan untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar. 

Akan tetapi, penting untuk melakukan analisis divestasi yang tepat agar dapat memastikan bahwa keputusan tersebut benar-benar menghasilkan profit yang diinginkan.

Baca juga: Bank Investasi: Arti, Fungsi, Tipe Layanan, & Cara Kerjanya

Macam-Macam Metode Divestasi

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk melakukan divestasi, seperti:

1. Direct Selling

Salah satu metode divestasi yang umum digunakan adalah direct selling. Metode ini populer karena dianggap mudah dilakukan dan memiliki potensi keuntungan yang menjanjikan. 

Direct selling biasanya melibatkan penjualan langsung dari pemilik aset kepada pembeli tanpa melalui perantara. Jenis kegiatan ini sering terjadi dalam penjualan saham, unit bisnis, dan berbagai aset perusahaan.

2. Spin-Off

Metode spin-off adalah cara divestasi yang melibatkan pemisahan suatu divisi perusahaan menjadi entitas yang terpisah. Dalam metode ini, entitas baru yang terbentuk masih terkait dengan perusahaan induknya, meskipun beroperasi secara independen. 

Hal ini dapat memengaruhi distribusi pemegang saham di entitas baru, meskipun pemegang saham tetap sama dengan sebelumnya. Selain itu, profit yang diperoleh dari spin-off tidak berupa uang tunai, melainkan efisiensi biaya yang mungkin tercapai.

3. Carve-Out

Metode carve-out adalah strategi divestasi di mana sebuah cabang dari perusahaan induk dipisahkan menjadi entitas yang mandiri. Dengan demikian, entitas baru tersebut tidak lagi memiliki hubungan dengan perusahaan sebelumnya. 

Setelah pemisahan itu terjadi, cabang perusahaan yang dipisahkan akan menawarkan sahamnya kepada masyarakat. Namun, tidak semua cabang perusahaan dapat menggunakan metode ini untuk divestasi. 

Penting untuk memastikan bahwa cabang perusahaan tersebut memiliki kemampuan untuk berdiri sendiri dari segi branding di masyarakat sebelum memilih metode ini.

4. Tracking Stock

Metode divestasi yang terakhir adalah tracking stock. Metode ini adalah pendekatan divestasi di mana perusahaan memilih untuk menjual saham dari satu unit bisnis yang sangat menguntungkan kepada masyarakat. 

Walaupun terlihat serupa dengan carve-out, dalam metode ini, perusahaan induk tetap mempertahankan sebagian besar kepemilikan saham dari unit bisnis tersebut.

Itulah pembahasan terkait pengertian, tujuan, metode dan dampak strategi divestasi yang perlu kamu ketahui. Seperti yang telah dibahas, divestasi adalah langkah strategis yang dapat membawa manfaat dan konsekuensi bagi seorang investor. 

Itulah mengapa keputusan untuk melakukan divestasi harus dibuat dengan cermat dan berdasarkan analisis yang mendalam. Oleh karena itu, memiliki literasi keuangan yang baik merupakan hal yang penting.

Dalam hal ini, memiliki literasi keuangan memainkan peran yang sangat vital, sebab kamu dapat mengidentifikasi peluang usaha yang menguntungkan dan mengelola risiko dengan lebih baik.

Yuk, perluas literasi keuanganmu bersama Ruang meNYALA. Kamu bisa mencoba layanan Financial Fitness Check Up untuk mengevaluasi kesehatan keuanganmu, atau bahkan berdiskusi langsung dengan Nyala Trainer dalam sesi konsultasi 1-on-1 untuk mendapatkan panduan mengelola keuangan dengan lebih efektif.

Ayo, wujudkan hidup #FinanciallyFit dengan Ruang meNYALA!

Baca juga: Mengenal 2 Tahapan Analisis Investasi, Investor Perlu Tahu!


undefined Komentar

Max. 0/120 karakter

Konten Lainnya