Bagaimana cara menghitung average down saham? Bagi sebagian investor pemula, mungkin teknik ini masih cukup asing di telinga.
Secara sederhana, average down adalah teknik membeli saham secara bertahap saat harga sedang turun.
Tentu, tujuannya adalah untuk menghasilkan keuntungan maksimal dengan biaya yang minimal.
Nah, agar investasi kamu lebih menguntungkan, yuk ketahui cara menghitung average down saham beserta tips menggunakannya di artikel berikut ini!
Apa itu Average Down Saham?
Average down adalah strategi investasi yang dilakukan investor untuk membeli saham secara bertahap saat harga sedang turun.
Meskipun terlihat sederhana, namun cara menghitung average down saham harus tetap didasarkan pada analisa yang matang.
Hal ini bertujuan agar investor mengetahui saham mana saja yang harganya turun secara sementara dan memiliki nilai tinggi di masa depan.
Meskipun begitu, karena waktu kenaikan nilai saham tidak bisa diprediksi, maka akan lebih baik jika strategi ini digunakan oleh investor yang tidak berniat menjual sahamnya dalam waktu dekat.
Keuntungan Strategi Average Down
Averaging down mempunyai keuntungan tersendiri bagi beberapa tipe investor, di antaranya adalah sebagai berikut:
- Memperbesar peluang untuk memperoleh keuntungan yang cukup besar.
- Membantu investor untuk menentukan saham murah tapi memiliki prospek cerah ke depan.
- Sebagai alat analisis untuk mengidentifikasi kapan harga average down saham yang optimal
Baca juga: 11 Strategi Belajar Investasi Saham untuk Pemula yang Mudah
Cara Menghitung Average Down Saham
Untuk memaksimalkan keuntungan, seorang investor harus mengetahui kapan saat yang tepat membeli saham dengan strategi average down.
Inilah mengapa, sebelum menerapkan strategi ini, seorang investor harus mengetahui terlebih dahulu cara menghitung average down saham.
Dalam hal ini, rumus average down saham adalah sebagai berikut:
Catatan: Harga saham lot 1 harus memiliki nilai lebih tinggi daripada lot 2, begitupun seterusnya.
Agar lebih jelas, mari simak contoh cara menghitung average down saham berikut ini.
Misalnya, A membeli saham sebanyak 1 lot dengan harga Rp4000/lembar. Karena 1 lot terdiri dari 100 lembar saham, maka modal yang dikeluarkan oleh A adalah sebesar Rp400.000.
Ternyata, di pembelian kedua, harga saham tersebut turun menjadi Rp3.900/lembar. Lalu, di pembelian ketiga, nilainya turun lagi menjadi Rp3.800/lembar.
Karena A percaya bahwa saham tersebut harganya akan naik kembali, akhirnya ia memutuskan untuk averaging down saham tersebut.
Berdasarkan ilustrasi di atas, total saham A saat ini adalah 3 lot dengan masing-masing modal sebesar:
Average down = (Rp400.000 + Rp390.000 + Rp380.000) : 3
= Rp1.170.000 : 3 = Rp3.900.
Dari perhitungan di atas, berarti A hanya perlu menunggu menjual hingga sahamnya melewati Rp3.900 untuk mendapatkan profit.
Baca juga: Tips dan Cara Memilih Saham untuk Swing Trading agar Cuan
Tips Menggunakan Strategi Average Down
Selain mempelajari cara menghitung average down saham, kamu juga harus mengetahui tips agar sukses mengaplikasikan strategi ini.
Lantas, apa saja tips sukses menggunakan strategi average down?
1. Mengamati Fluktuasi Harga Saham
Mengamati pergerakan harga saham bertujuan agar kamu memiliki gambaran umum tentang persentase naik turunnya.
Dengan melakukan analisis ini, kamu bisa lebih mudah untuk mengetahui berapa persen penurunan yang akan terjadi atau potensi kenaikan harganya.
2. Lakukan Analisis Fundamental Perusahaan
Saat berinvestasi, memahami fundamental perusahaan merupakan salah satu hal terpenting. Pasalnya, ini berguna untuk membantumu mengetahui seberapa layak emiten tersebut.
3. Tentukan Jumlah Lot Maksimum dan Harga Minimum
Ini bertujuan untuk membatasi pembelian saham atau menghindari over trading.
Memang, jika harganya terus turun kamu bisa membeli saham dalam jumlah yang lebih banyak dan mendapatkan keuntungan dari sana.
Namun kamu juga perlu ingat bahwa penurunan harga saham ini bisa terjadi cukup lama.
Jadi, alih-alih menghabiskan seluruh modalmu untuk averaging down, kamu bisa mengalokasikannya juga ke saham lain yang lebih cepat menghasilkan profit.
4. Memastikan Harga Saham Tersebut Bisa Naik Kembali
Saat memutuskan untuk melakukan averaging down, kamu harus yakin bahwa penurunan tersebut hanya terjadi sementara.
Sebab, jika terus berlanjut, penurunan harga ini bisa berpotensi untuk membuatmu rugi.
Meskipun tidak ada cara akurat untuk memprediksi pergerakan saham di masa depan, namun kamu tetap bisa mengenali tanda-tandanya melalui analisis fundamental maupun teknikal.
Misalnya, dalam analisis teknikal, investor dapat mengetahui kemungkinan arah pergerakan saham di masa depan melalui grafik harga saham. Begitupun juga dengan analisis fundamental.
Kamu dapat mengetahui apakah penurunan harga tersebut hanya bersifat sementara atau tidak melalui pengecekan laporan keuangan terakhir dari perusahaan tersebut.
JIka laporan keuangannya positif secara keseluruhan, maka dapat diprediksi bahwa prospek perusahaan tersebut masih bagus di masa depan.
Sebaliknya, jika laporan dan kinerja keuangan perusahaan buruk, maka ini dapat menjadi sinyal peringatan bagi investor untuk tidak melakukan average down.
Sebab, dapat diprediksi bahwa penurunan harga saham di perusahaan tersebut masih akan terus berlanjut.
5. Harga Saham Tidak Turun Lebih Dari 20 Persen
Saat melakukan average down, disarankan untuk tidak membeli saham yang mengalami penurunan lebih dari 20%.
Sebab, ada kemungkinan bahwa penurunan tersebut terjadi karena masalah fundamental.
Namun, jika kamu memang ingin membelinya, lakukan kajian ulang dan pastikan bahwa tidak ada isu yang berkaitan dengan urusan fundamental.
Itulah penjelasan tentang cara menghitung average down saham beserta tips menggunakannya. Jadi, apakah kamu tertarik untuk mencoba strategi satu ini?
Nah, agar kamu lebih paham seputar dunia trading dan investasi, yuk temukan tips-tips keuangan lainnya di blog Ruang meNyala!
Baca juga: Kapan Waktu Terbaik Beli Saham? Begini Cara Menentukannya!