Logo Ruang Menyal
Bg Block

Cerita meNYALA: Cara Mengatur Keuangan Setelah Menikah

Oleh: ruangmenyala

Last updated: 06 Desember 2023 | 439 dilihat

Article Detail

Jika sudah berkeluarga, perencanaan dan pengaturan keuangan keluarga tentu mengalami perubahan dan juga penambahan. Terlebih dari yang biasanya hanya mengurusi diri sendiri saja, ketika berkeluarga, banyak tanggungan yang harus dipenuhi.

Jika tidak melakukan penyesuaian, terutama pada keuangan, tentunya akan banyak pengeluaran yang membuat kaget karena sebelumnya tidak pernah melakukan pengeluaran tersebut. Hal ini yang dialami Ridho, seorang kepala keluarga yang tengah kebingungan bagaimana cara mengelola keuangan.

Melihat darri kehidupan kebanyakan orang, setelah menikah, memiliki anak, mulai mengambil KPR, dan mengambil cicilan kendaraan. Hal tersebut membuat Ridho merasa keuangannya masih tidak maksimal dan banyak sekali cicilan yang harus dibayarkan daripada uang untuk menabung maupun investasi.

Cara Mengatur Keuangan Setelah Menikah

Dengan latar belakang ingin mengetahui bagaimana cara mengatur keuangan setelah menikah dengan tepat dan memastikan bahwa dana pendidikan anak aman. Ridho pun akhirnya melakukan konsultasi keuangan di Ruang meNyala untuk mengetahui apakah langkah dalam mengatur keuangan yang selama ini dilakukan sudah tepat atau belum.

Tidak hanya itu, Ridho juga ingin tahu bagaimana cara merencanakan keuangan ke depannya, terutama untuk dana pendidikan anak dan dana pensiun. Setelah bertemu dengan Nyala Trainer, berikut adalah solusi cara mengatur keuangan setelah menikah untuk Ridho.

Memiliki Cash Flow Kuat, Rumah Tangga pun Kuat

Jika sudah berkeluarga, hal pertama yang perlu dilakukan adalah memiliki cash flow keuangan sehat. Artinya, kamu sebaiknya tidak memiliki utang di atas 30% dari pendapatan per bulan.

Kamu juga sebaiknya sudah mulai menabung dan berinvestasi minimal 20% dari pendapatan per bulan. Setelah itu, kamu juga harus terbiasa untuk mencatat semua pengeluaran harian rumah tangga dan melakukan review keuangan. Caranya adalah dengan mencocokkan budgeting bulanan dan catatan pengeluaran harian.

Melalui kebiasaan ini, kamu jadi lebih mudah mengetahui pos keuangan mana saja yang menjadi sumber kebocoran halus, kamu juga jadi tahu pos keuangan mana saja yang bisa kamu ganti atau ubah menjadi pos tabungan dan investasi kamu.

Tentunya, dalam jangka panjang, kamu pun akan lebih mudah merencanakan keuangan ke depannya karena sudah punya peta keuangan yang jauh lebih terarah.

Perkuat Keamanan Keuangan

Setelah memastikan keamanan cash flow, selanjutnya adalah memastikan bahwa kamu sudah memiliki keamanan keuangan. Ketika sudah berkeluarga, kamu harus menyiapkan setidaknya dana darurat sebesar 12 kali dari pengeluaran per bulan.

Hal tersebut bertujuan untuk memastikan bahwa keuangan kamu tetap aman meskipun terjadi hal-hal tidak terduga yang mengakibatkan kesulitan dalam membayar kebutuhan atau kewajiban bulanan.

Selain dana darurat, kamu juga harus mulai memiliki asuransi, baik kesehatan dan jiwa. Karena sudah berkeluarga dan memiliki anak, asuransi jiwa menjadi wajib karena berfungsi melindungi tulang punggung keluarga.

Sedangkan, fungsi asuransi kesehatan adalah melindungi ketika terserang penyakit dan harus menjalani perawatan di rumah sakit. Supaya kamu tidak menggunakan dana darurat maupun tabungan dan investasi yang sudah dijalankan sebagai uang berobat, ada baiknya kamu memiliki asuransi kesehatan.

Dana darurat, asuransi kesehatan, dan asuransi jiwa merupakan komponen penting dalam kemanan keuangan. Tanpa adanya keamanan keuangan, bisa dipastikan keuangan kita menjadi tidak aman ketika badai keuangan datang.

Mulai Investasi untuk Tujuan Keuangan

Jika kamu sudah memastikan bahwa cash flow kamu kuat dan keamanan keuangan sudah diamankan, maka selanjutnya adalah memulai investasi untuk tujuan keuangan. Jika sudah berkeluarga, investasi diperlukan untuk dana pendidikan anak dan juga dana pensiun.

Tetapi, tidak menutup kemungkinan untuk investasi lainnya yang ingin dituju. Pada kasus Ridho, ia harus memprioritaskan investasinya untuk dana pendidikan anak. Cara merencanakan dana pendidikan anak adalah melakukan survei harga sekolah yang ingin dituju. Mulai dari uang pangkal, SPP hingga uang bulanan lainnya.

Setelah itu, baru bisa melakukan perhitungan untuk biaya pendidikan anak.di sekolah tersebut. Karena yang kita miliki adalah data saat ini, sedangkan anak masih usia belum masuk sekolah, maka kita perlu memperhitungkan inflasi harga sekolah tersebut.

Jika sudah tahu berapa dana yang harus dipersiapkan, maka selanjutnya adalah menghitung kebutuhan yang harus kamu alokasikan per bulan untuk dana pendidikan anak. Kamu juga bisa menghitung kebutuhan dana pendidikan dengan menggunakan fitur Life Goals di OCBC mobile.

Amankan dan Miliki Masa Depan Dengan Keluarga di Ruang meNyala! 

Setelah berkonsultasi dengan Nyala Trainer, Ridho pun merasa keuangannya menjadi lebih terarah dan menjadi lebih tahu apa yang harus dilakukan pertama kali supaya keuangan menjadi lebih sehat.

Kamu juga ingin mendapatkan solusi dari keresahan finansial? Kamu juga bisa mendapatkan konsultasi 1-on-1 dengan Financial Trainer yang sudah tersertifikasi di Ruang meNYALA secara gratis, lho!

Tapi, jangan lupa untuk melakukan cek kesehatan keuangan melalui Financial Check Up, supaya kamu tahu kondisi keuangan saat ini tanpa harus berasumsi. Tunggu apalagi, yuk langsung aja daftar jadi member Ruang meNYALA, lakukan pemesanan jadwal konsultasi sekarang juga. Gampang bukan?


undefined Komentar

Max. 0/120 karakter

Konten Lainnya