Hati-hati dengan jebakan pinjol! Kenali risiko dan dampak negatif pinjol bagi keuangan karyawan. Temukan cara mengatasi masalah utang dan membangun keuangan yang sehat!
Pinjaman online merupakan salah satu bentuk digitalisasi di sektor keuangan dan perbankan. Tentu saja, inovasi ini sangat membantu masyarakat yang perlu pinjaman karena tidak harus ke kantor bank untuk pengajuan.
Hanya saja, kemudahan dalam mendapat pinjaman bukan berarti kamu bisa leluasa dalam meminjam dana. Minimal kamu harus punya perencanaan keuangan untuk melunasi pinjaman online alias pinjol itu.
Kamu sebagai karyawan di suatu perusahaan sejatinya dituntut untuk mengelola keuangan dengan baik. Salah satunya dengan menjaga rasio utang agar tidak melebihi 30% dari total penghasilan bulanan.
Jika rumus dasar ini tidak diterapkan, dan kamu terbuai dengan kemudahan pinjol, maka inovasi yang memudahkan itu bisa saja jadi petaka.
Baca juga: Rencana ke Tanah Suci, Bukan Cuma Mimpi
Bahaya Pinjol untuk Karyawan
Pinjaman online alias pinjol bisa menjadi masalah ketika tidak dibarengi dengan perencanaan keuangan yang matang. Berikut ini beberapa dampak negatif pinjol, terutama bagi karyawan.
1. Bunga dan Biaya Tinggi
Pinjol menawarkan bunga tinggi dan biaya administrasi yang besar dibandingkan lembaga keuangan biasa. Pasalnya, pinjol tidak menuntut aset sebagai agunan, sehingga bunga yang tinggi menjadi pegangan mereka.
Bunga tinggi akan membuat utang tumbuh dengan cepat, terutama jika terlambat bayar. Akibatnya, jumlah pinjaman yang harus dilunasi bisa jauh lebih besar dari jumlah yang dipinjam awalnya, membebani keuangan pribadi.
2. Ketergantungan pada Utang
Kemudahan dalam mengakses pinjaman online bisa menyebabkan ketergantungan, terutama bagi yang sering mengalami kesulitan keuangan.
Pinjol yang digunakan secara terus-terusan untuk mencukupi kebutuhan akan membentuk siklus utang, yaitu selalu membayar utang lama dengan utang baru.
Siklus ini sangat sulit diatasi dan bisa membuat karyawan terjebak dalam utang berkepanjangan.
3. Data Pribadi Terancam
Mengajukan pinjol artinya menyerahkan data pribadi kepada penyelenggara. Jika pinjol diajukan kepada lembaga yang kredibel, maka data akan aman. Sebaliknya pinjol ilegal akan membuat data pribadi terancam.
Pinjol ilegal meminta akses ke data pribadi, seperti kontak, foto, atau lokasi. Jika terjadi keterlambatan pembayaran, data ini bisa disalahgunakan untuk menekan atau mempermalukan peminjam, misalnya melalui intimidasi kepada kerabat.
4. Dampak Psikologis dan Stres
Beban utang yang tinggi dan bunga yang terus bertambah dapat memicu stres finansial dan gangguan mental.
Ketika karyawan tidak bisa melunasi pinjol, tekanan dari pihak pinjol, baik melalui penagihan agresif maupun ancaman lainnya, dapat meningkatkan kecemasan, depresi, dan bahkan risiko kesehatan mental serius.
5. Mengganggu Produktivitas
Utang yang menumpuk, tidak hanya mengganggu keuangan saja, tetapi juga produktivitas harian. Apalagi jika utang kamu dapatkan dari pinjaman online yang memiliki bunga tinggi.
Gangguan produktivitas ini terjadi karena beban finansial akan menyebabkan tekanan psikologi. Beban finansial itu muncul dari bunga yang tinggi, denda keterlambatan, dan sebagainya.
6. Mengganggu Perencanaan Keuangan
Pinjol membuat peminjam sulit untuk mengatur keuangan jangka panjang. Karena sebagian besar pendapatan digunakan untuk membayar cicilan dan bunga, sulit bagi peminjam untuk menabung, berinvestasi, atau memenuhi kebutuhan lainnya.
Baca juga: Quotes Terbaik tentang Menabung: Bijak Kelola Keuangan
Cara Bijak Kelola Utang
Mengelola utang atau pinjol terbaik adalah dengan merencanakan keuangan. Khusus pinjol, sebaiknya kamu sebagai karyawan harus meminimalisir atau tidak berurusan dengannya sama sekali.
Namun jika terpaksa, karena ada keperluan yang mendesak, maka kamu bisa menerapkan beberapa cara bijak kelola pinjol berikut ini.
1. Ketahui Alasan Berutang
Hal pertama yang harus kamu pikirkan sebelum berutang adalah mengetahui alasan mengapa harus utang. Dalam hal ini, kamu bisa mempertimbangkan pentingnya barang atau jasa yang akan dibeli dengan pinjaman.
Jika memang utang itu untuk memenuhi kebutuhan pokok, maka berutang bisa dilakukan. Namun jika untuk memenuhi keinginan gaya hidup, sebaiknya tidak perlu utang dan kamu bisa menabung saja.
2. Punya Rencana Pembayaran
Kamu perlu membuat rencana pembayaran yang realistis. Hitung berapa banyak uang yang dapat kamu sisihkan setiap bulan untuk membayar cicilan pinjaman.
Pastikan rencana ini tidak mengganggu kebutuhan pokok dan pengeluaran sehari-hari. Mengatur anggaran dengan baik dapat membantu kamu tetap disiplin dalam membayar pinjaman.
3. Hindari “Gali Lubang Tutup Lubang”
Meminjam lagi untuk melunasi utang yang ada akan menciptakan siklus utang yang berbahaya.
Jika kamu merasa kesulitan untuk membayar pinjaman, pertimbangkan untuk mencari solusi lain, seperti berbicara dengan pihak pemberi pinjaman untuk merundingkan penjadwalan ulang atau mencari cara lain untuk mengurangi beban finansial.
4. Minta Bantuan Profesional Jika Utang Sudah Mengganggu
Prinsipnya, kamu harus menjaga rasio utang agar jangan sampai melebihi batas wajar. Pasalnya, jika rasionya sudah terlalu tinggi, utang akan mengganggu kondisi keuangan, bahkan bisa menimbulkan stres finansial.
Jika memang utang sudah sangat mengganggu, kamu bisa meminta bantuan profesional. Nantinya, profesional seperti financial planner akan memetakan situasi keuangan kamu dan memberi masukan terbaik keluar dari lilitan utang itu.
Itulah beberapa bahaya pinjol bagi karyawan dan bagaimana mengelolanya dengan bijak. Kuncinya, kamu harus melek literasi keuangan agar pemasukan yang diterima terkelola dengan baik.
Nah jika kamu seorang karyawan dan ingin belajar literasi finansial, kamu bisa usulkan kantormu untuk berkolaborasi dalam program MeNYALA Goes To Office (MGTO) dari Ruang meNYALA, loh!
MeNYALA Goes To Office (MGTO) adalah program dari Ruang MeNyala yang mengajak kantor kamu untuk berkolaborasi membuat aktivitas yang seru dan fun dengan membahas berbagai topik finansial secara ringan, terkini, dan berbobot.
Melalui program ini, kantormu akan mendapatkan beberapa benefit, antara lain pembicara profesional dari OCBC, Sesi 1-on-1 Konsultasi Finansial dengan Financial Planner bersertifikasi gratis, serta Financial Check Up gratis.
Syarat dan cara mengikuti program ini juga sangat mudah, yaitu:
- Buka link pendaftaran ini; lakukan pendaftaran selaku PIC kantor
- Klik “Daftar”, lalu lengkapi data kantor, termasuk data diri karyawan;
- Minimum karyawan yang bisa mengikuti program adalah 50 orang;
- Kantor harus berada di wilayah Jabodetabek;
- Karyawan peserta harus bersedia menjadi member Ruang meNYALA.
Kantor yang terpilih akan dihubungi oleh tim Ruang meNYALA melalui nomor berikut: 0852-8157-8178.
Selain program kolaborasi, Ruang meNYALA juga menyediakan fasilitas bagi masyarakat yang ingin memeriksa kesehatan finansial melalui program Financial Fitness Check Up dari Ruang meNYALA.
Dengan melakukan financial fitness check up, kamu akan tahu apa yang harus kamu lakukan pertama kali supaya keuangan kamu lebih sehat dan membuatmu bahagia.
Financial Fitness Check Up bisa membantumu memeriksa kondisi keuangan hanya dalam waktu 3 menit. Lalu, kamu juga bisa membahas hasil Financial Fitness Check Up kamu dengan Nyala Trainer di Konsultasi 1 on 1.
Dengan sesi konsultasi ini, kamu bisa mengetahui bagaimana strategi yang tepat untuk keuangan kamu.
Banyak sekali manfaat yang bisa kamu dapat, bukan? Jadi, yuk segera atur keuanganmu dengan Ruang meNYALA sekarang agar kamu bisa segera #FinanciallyFit!
Baca juga: Daftar Negara dengan Utang Negara Terbanyak