Beberapa tahun terakhir ini, mungkin Anda familiar dengan istilah startup. Nah, sederhananya startup adalah sebutan bagi perusahaan rintisan yang baru berjalan di bawah 5 tahun dan masih membutuhkan banyak pendanaan untuk mengembangkan produk maupun pasar.
Umumnya, startup banyak bergerak di bisnis digital dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Pada artikel kali ini, Ruang meNyala akan merangkum seputar bisnis startup yang tengah ramai di Indonesia. Tanpa berlama-lama, check this out!
Apa Itu Startup?
Startup dalam bahasa Inggris berarti rintisan. Singkatnya, startup adalah perusahaan yang berumur di bawah 5 tahun dan belum lama dirintis. Secara umum, perusahaan startup adalah binaan sejumlah remaja sehingga bisa dibilang masih berada di fase pengembangan.
Namun, tetap saja tujuan bisnis startup adalah berkembang menjadi perusahaan riil dengan mengoptimalkan kinerja seiring berjalannya waktu.
Menurut seorang co-founder sekaligus co-CEO di Warby Parker, Neil Blumenthal, perusahaan startup adalah perusahaan yang dirintis guna menjadi pemecah masalah dengan menyampaikan segala aspirasi dan solusi yang kesuksesannya masih tak terjamin.
Beberapa tahun belakangan, keberadaan startup kian berdampak pada perekonomian Indonesia. Beberapa bisnis startup adalah usaha yang berfokus pada ekonomi berbasis teknologi.
Di Indonesia sendiri, telah dirintis sebanyak lebih dari 2.200 perusahaan startup, sehingga menjadikan Indonesia salah satu dari lima besar perintis startup terbanyak di seluruh dunia. Menarik, bukan? Yuk, kupas informasi lengkapnya di bawah ini!
Sejarah Startup
Sebagai perusahaan rintisan yang berfokus di bidang teknologi informasi, sejarah singkat dimulainya usaha startup adalah ketika sejumlah perusahaan baru muncul dan menjalankan bisnis dengan halaman website pribadi.
Kala itu, startup mulai dilirik oleh masyarakat internasional sejak tahun 1998 sampai 2000-an. Fenomena ini tentu saja memberi dampak positif pada beberapa pihak yang memang berniat membuka usaha rintisan mereka sendiri.
Dengan gencarnya pihak pendiri startup yang berlomba satu sama lain, startup kemudian mengalami sedikit perubahan arti dari maknanya secara harfiah yaitu rintisan. Pasalnya, masyarakat sekarang mungkin hanya tahu bahwa ciri khas perusahaan startup adalah mempunyai aplikasi dan basis teknologi digital lainnya.
Baca juga: 4 Tips Mengatur Keuangan Untuk Anak Start Up!
Perbedaan Startup dengan Perusahaan Konvensional
Setelah membaca ulasan di atas, kamu mungkin bingung mengenai perbedaan antara perusahaan startup dengan perusahaan konvensional. Untuk itu, yuk simak ulasan lengkapnya berikut ini.
1. Struktur Organisasi
Jika dilihat dari struktur organisasinya secara operasional, pekerjaan startup adalah usaha yang hampir seluruh aspek bisnisnya ditentukan oleh founder. Dalam hal ini, pemberi dana (investor) cenderung tidak banyak ikut campur dalam membuat keputusan.
Sedangkan, segala keputusan dalam perusahaan konvensional dapat berasal dari suara founder hingga investor terbesar di perusahaan tersebut.
2. Pendanaan
Kamu pasti tahu bahwa dari segi pendanaan salah ciri khas dari startup adalah pengeluaran modal dari sang founder. Kemudian, apabila bisnisnya berkembang pesat, maka secara perlahan pendanaan akan diambil alih oleh para investor.
Sementara itu, hampir seluruh perusahaan konvensional mendapatkan pendanaan utama dari hasil pemutaran profit oleh pemilik usaha tertentu.
3. Tujuan Keuntungan
Perbedaan terakhir dapat dilihat dari segi keuntungan yang dituju. Secara umum, perusahaan konvensional bertujuan mendapatkan profit secepatnya, namun perusahaan startup cenderung berfokus pada pertumbuhan perusahaan terlebih dahulu.
Perkembangan Bisnis Startup di Indonesia
Beberapa faktor yang mendukung perkembangan startup di Indonesia antara lain:
- Jumlah penduduk Indonesia yang banyak sehingga dapat meningkatkan nilai jual
- Masyarakat Indonesia selalu terbuka dengan teknologi baru dan mengikuti perkembangan zaman
- Pelayanan startup yang baik kerap kali menjadi daya tarik utama
- Adanya dukungan pemerintah dan modal dari investor
Karakteristik Perusahaan Startup
Untuk dapat membedakan perusahaan startup dan konvensional, kamu perlu memahami beberapa karakteristik startup berikut.
- Minim SDM sehingga mayoritas perusahaan hanya terdiri 50 karyawan. Bahkan, beberapa di antaranya hanya terdiri dari pihak eksekutif saja.
- Baru saja dirintis, umumnya berusia di bawah 3-5 tahun.
- Penuh dengan ide dan inovasi cemerlang yang menyesuaikan perkembangan zaman.
- Mayoritas karyawan perusahaan startup diharapkan mempunyai skill multitasking.
- Karyawan diharapkan mempunyai kemampuan dasar di bidang teknologi dan informasi.
- Menjadikan internet sebagai sumber komunikasi bisnis yang utama.
Contoh Bisnis Startup
Secara umum, terdapat beberapa tingkatan dalam startup, yaitu Unicorn, Decacorn, dan Hectocorn. Jika kamu masih asing, unicorn startup adalah tingkat terendah dalam perusahaan startup, Decacorn adalah tingkat menengah, dan Hectacorn adalah tingkatan tertinggi.
Nah, berbicara tentang tingkatannya, tahukah kamu bahwa di Indonesia sudah ada beberapa bisnis startup yang tergolong sukses, lho! Beberapa diantara contoh bisnis startup adalah:
- Tokopedia: Perusahaan marketplace belanja online terbesar di Indonesia.
- Gojek: Startup yang berfokus pada layanan transportasi hingga pesan antar dan telah menjadi pelopor terbaik di Indonesia sejak 2010.
- Ruangguru: Startup di bidang pendidikan berbasis pengajaran daring.
- Halodoc: Perusahaan startup di bidang kesehatan berbasis online consultation.
- Traveloka: Salah satu startup terbesar yang menawarkan jasa industri travel.
- Bibit: Startup yang berfokus pada urusan investasi reksa dana.
Ragam Istilah Dalam Startup
Setelah menyimak pembahasan mengenai perusahaan startup dan contohnya, berikut sejumlah istilah yang kerap muncul dalam prosesnya.
- Lean startup adalah mekanisme guna meningkatkan kinerja perusahaan dengan melakukan koreksi terhadap feedback pelanggan.
- Valuasi merupakan metode untuk menilai sebuah perusahaan dengan memakai tolak ukur berdasarkan performanya.
- Inkubator dapat diartikan sebagai pelatihan guna membangun segala unsur yang dibutuhkan perusahaan startup.
- Akselerator adalah organisasi yang melaksanakan program inkubator selama 1 hingga 3 bulan.
- Angel investor adalah pihak yang mendanai perusahaan startup dalam sejumlah aspek krusial.
- Bootstrap mengacu pada proses pendirian startup tanpa adanya angel investor.
- Burn rate merupakan istilah lain dari modal yang dipakai selama proses pendirian perusahaan startup.
Tips Mendirikan Bisnis Startup
Apabila kamu tertarik mendirikan bisnis startup, berikut adalah tips yang harus kamu perhatikan.
1. Ciptakan Tim yang Solid
Sama seperti perusahaan lain, mendirikan startup juga membutuhkan kinerja tim yang kuat dan solid. Pasalnya, sedikit saja lubang di antara anggota tim, dapat berisiko pada kegagalan.
Untuk itu, satukanlah visi dan misi bersama demi menjaga keutuhan komitmen di antara anggota tim. Selain penting bagi keberlangsungan perusahaan, tim yang solid juga bisa membuat perusahaan mempunyai citra positif di hadapan investor.
2. Jangan Berpuas Diri
Salah satu tips membangun bisnis startup adalah jangan mudah merasa puas. Agar bisnis semakin berkembang pesat, kamu dan tim harus selalu punya pola pikir inovatif agar bisa mendapatkan perhatian pasar.
3. Cari Investor yang Menguntungkan
Setelah membentuk tim yang kuat, carilah investor yang sekiranya cocok dengan visi, misi dan tujuan perusahaan. Selanjutnya, kamu perlu tanamkan bahwa investor dengan dana besar tak dapat menjamin kesuksesan bisnismu sepenuhnya.
4. Terbuka akan Masukan
Mendirikan perusahaan startup juga mengharuskanmu bersifat open-minded atau terbuka akan masukan dari konsumen maupun mentor yang terpercaya. Apabila kamu tidak mengindahkan masukan mereka, maka kemungkinan besar kamu akan berhadapan dengan sejumlah masalah krusial. Jadi, hati-hati, ya!
5. Buat Roadmap Bisnis
Membuat roadmap bisnis secara teratur merupakan salah satu tips mendirikan bisnis startup agar sukses. Dengan memiliki roadmap, kamu bisa menganalisis hal-hal seputar hasil riset, ide pemasaran, hingga memantau profit perusahaan secara berkala.
6. Manfaatkan Digital Marketing
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, startup merupakan usaha berbasis teknologi. Oleh sebab itu, kamu sebaiknya memanfaatkan strategi pemasaran digital (digital marketing) dengan maksimal seperti mengutamakan SEO, Google Ads hingga sejumlah media sosial ternama.
Demikian pembahasan seputar bisnis startup secara lengkap mulai dari pengertian hingga tips mendirikannya. Kamu sendiri, apakah tertarik untuk mencoba peruntungan di bidang startup?
Sebelum mendirikan startup, pastikan kamu punya kondisi keuangan yang sehat dulu, ya! Kamu bisa mengeceknya di Fitness Financial Check Up. Kemudian lakukan konsultasi bersama Financial Fitness Trainer terpercaya untuk membahas bisnis apa yang cocok kamu bangun menjadi startup nantinya.
Memulai hal baru memang tidak pernah mudah, namun berbagai artikel dari Ruang meNyala mungkin akan sangat membantu. Yuk cek sekarang!
Baca juga: Agar Keuangan Start Up Minim Gejolak