Jurnal pembagian dividen digunakan oleh perusahaan untuk mencatat total dividen yang akan dibagikan. Kehadiran jurnal ini sangatlah penting agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menyusun laporan keuangan.
Lantas, bagaimana cara mencatat jurnal pembagian dividen? Temukan jawabannya dalam pembahasan berikut!
Apa itu Jurnal Pembagian Dividen?
Sebelum memahami apa itu jurnal pembagian dividen, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu pengertian dari dividen. Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan kepada shareholder sebagai imbalan atas kepemilikan saham.
Lalu, jurnal pembagian dividen sendiri bisa didefinisikan sebagai ayat jurnal yang mencatat pengeluaran perusahaan dalam pembagian dividen kepada pemegang saham. Jurnal ini, mencatat seluruh transaksi keuangan saat perusahaan membagikan dividen dalam bentuk tunai, saham, skrip, properti atau likuidasi.
Mudahnya, jurnal ini adalah jurnal yang mencatat jumlah pembagian keuntungan untuk diberikan kepada para pemegang saham. Dalam kegunaannya, jurnal ini difungsikan sebagai bukti transaksi keuangan dari suatu perusahaan, dan membantu menghitung laba per saham.
Terdapat 2 jenis transaksi pada jurnal pembagian dividen, yaitu debit dan kredit. Di mana, transaksi debit mencatat dividen yang dibayarkan, sedangkan transaksi kredit mencatat aset atau sumber dana untuk membayar dividen.
Jenis-Jenis Dividen
Ada beberapa jenis dividen yang bisa dijadikan opsi oleh perusahaan, di antaranya yaitu:
1. Dividen Tunai
Dividen tunai adalah pembagian keuntungan perusahaan dalam bentuk uang tunai kepada pemegang saham. Pembayaran dividen tunai umumnya dilakukan secara periodik, misalnya setiap tahun atau setiap semester. Jumlah dividen tunai dibayarkan tergantung pada keuntungan yang dihasilkan dan kebijakan perusahaan.
2. Dividen Saham
Dividen saham adalah pembagian keuntungan perusahaan dalam bentuk saham baru kepada shareholder yang sudah ada.
Dalam pembagian dividen ini, perusahaan mengeluarkan saham baru dengan jumlah tertentu dan membagikannya kepada shareholder berdasarkan proporsi kepemilikan masing-masing. Dalam hal ini, perusahaan tidak perlu mengeluarkan uang tunai untuk membayar dividen.
3. Dividen Skrip
Dividen skrip adalah pembagian keuntungan perusahaan dalam bentuk surat utang yang dapat dikonversi menjadi saham pada suatu waktu tertentu.
Jenis ini sering digunakan oleh perusahaan untuk menunda pembayaran dividen tunai, sambil memberikan alternatif yang menarik bagi pemegang saham.
4. Dividen Properti
Sesuai namanya, dividen properti adalah pembagian keuntungan perusahaan dalam bentuk properti atau aset lainnya.
Pembagian dividen ini dilakukan dengan mengalihkan kepemilikan properti atau aset tersebut dari perusahaan kepada pemegang saham. Namun, pembagian dividen properti umumnya jarang terjadi dan hanya dilakukan pada situasi tertentu.
Baca juga: Kapan Waktu Terbaik Beli Saham? Begini Cara Menentukannya!
5. Dividen Likuidasi
Dividen likuidasi adalah pembagian keuntungan perusahaan kepada pemegang saham pada saat perusahaan dibubarkan atau dilikuidasi. Pembayaran dividen likuidasi dilakukan setelah semua hutang dan aset perusahaan telah dibayar atau dijual.
Cara Menghitung Jurnal Pembagian Dividen
Pada cara menghitung jurnal pembagian dividen, umumnya terdapat tiga faktor yang perlu diperhatikan, yaitu laba bersih perusahaan, Dividend Payout Ratio (DPR), dan jumlah saham beredar (khusus bagi perusahaan yang tidak terdaftar di bursa saham).
Pertama, hitunglah total dividen perusahaan dengan rumus berikut:
Total Dividen = Laba bersih perusahaan x DPR (%)
Setelah itu, untuk mengetahui jumlah dividen per saham, kamu dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
Dividen per saham = Total dividen : Jumlah saham yang beredar
Dengan mengikuti rumus di atas, kamu dapat menentukan besarnya dividen per saham yang harus diterima oleh setiap shareholder berdasarkan jumlah saham dimiliki.
Format Ayat Jurnal Pembagian Dividen
Dalam jurnal pembagian dividen, setiap jenis dividen memiliki cara penghitungan dan format ayat jurnal yang berbeda-beda. Oleh karena itu, jurnal ini harus dicatat dengan benar dan akurat untuk memastikan pencatatan keuangan perusahaan yang tepat.
Contoh Studi Kasus Cara Jurnal Pembagian Dividen:
Pada tanggal 10 Januari 2023 PT Karya Makmur telah memutuskan jumlah dividen yang akan dibagikan kepada para pemegang saham secara tunai.
Menurut keterangan, masing-masing shareholder akan mendapatkan Rp25/saham untuk dibagikan ke 5.000.000 lembar saham. Lalu dividen tersebut dibayarkan pada tanggal 31 Januari 2023.
Pertanyaannya, bagaimana cara pencatatan pembagian dividen untuk kasus tersebut?
Jurnal dividen pada 10 Januari 2023
Tanggal | Keterangan | Debit | Kredit |
10 Januari 2023 | Laba Ditahan | Rp125.000.000 | |
Utang Dividen | Rp125.000.000 |
Jurnal pembagian dividen pada 31 Januari 2023
Tanggal | Keterangan | Debit | Kredit |
31 Januari 2023 | Utang Dividen | Rp125.000.000 | |
Kas/Bank | Rp125.000.000 |
Nah, itulah sedikit contoh format ayat jurnal pembagian dividen yang perlu dilakukan oleh tim keuangan suatu perusahaan.
Baca juga: 10 Rekomendasi Reksadana Pasar Uang Terbaik, Wajib Punya!
Contoh Perhitungan Jurnal Pembagian Dividen
Berikut studi kasus contoh jurnal pembagian dividen dan rumus perhitungannya:
Perusahaan Karya Pemuda memiliki saham sebanyak 1.000.000 lembar per saham yang mencetak laba bersih sebesar Rp10.000.000. Kebijakan pembagian dividen perusahaan tersebut adalah sebesar 20% dari laba bersih.
Berdasarkan keterangan tersebut, maka perhitungan dividennya adalah:
Dividen total= Laba bersih x DPR (%)
Dividen total= Rp10.000.000 x 20%
Dividen total= Rp200.000.000
Kemudian, hitunglah besaran pembagian dividennya menggunakan rumus sebelumnya:
Dividen per saham= Laba total: saham yang beredar
Dividen per saham= Rp200.000.000 : 1.000.000
Dividen per saham= Rp2/lembar saham
Dapatkan Insight Keuangan Lainnya di Ruang meNYALA!
Itu tadi uraian lengkap seputar jurnal pembagian dividen, mulai dari pengertian, jenis, sampai dengan contoh perhitungannya. Pencatatan jurnal ini memang penting untuk dilakukan oleh perusahaan atau pemilik bisnis agar laporan keuangannya lebih akurat.
Namun, bukan hanya bagi perusahaan saja, perhitungan dividen juga penting diketahui oleh investor agar dapat melakukan evaluasi kondisi ekuitas perusahaan.
Semoga informasi di atas bermanfaat. Apabila kamu masih membutuhkan insight lainnya seputar bisnis dan investasi, kamu bisa ikuti kelas Ruang meNYALA.
Di sana, kamu akan dipandu oleh berbagai Nyala Coaches dalam berbagai topik finansial dan lifestyle agar makin #FinanciallyFit. Yuk, gabung ke Komunitas meNYALA sekarang dan dapatkan sederet manfaat lainnya!
Baca juga: Kisah Sukses Lo Kheng Hong Jadi Investor Terkaya Indonesia