Logo Ruang Menyal
Bg Block

Apa Benar Orang Tidak Punya Rumah Berarti Miskin?

Oleh: Ruang Menyala

Last updated: 02 Februari 2025 | 1508 dilihat

Article Detail

Kepemilikan rumah diusulkan sebagai salah satu indikator kemiskinan seseorang. Apa benar orang tidak punya rumah berarti miskin?

Usulan tersebut dikemukakan oleh Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait. Ia mengusulkan orang yang tidak punya rumah dimasukkan dalam kategori miskin. 

"Saya pikir sangat pantas kita masukkan juga kalau orang belum punya rumah, rumah yang pertama, masuk kategori miskin," kata Maruarar dalam acara Rakornas Keuangan Daerah Kemendagri, seperti dikutip dari CNN Indonesia

Usulan tersebut dikemukakan Maruarar seraya membandingkan dengan kriteria miskin dari Bank Dunia. Kriteria miskin di Bank Dunia adalah konsumsi batas kalori harian dengan jumlah tertentu. 

"Bagaimana dia dianggap sudah tidak miskin (karena mengkonsumsi kalori di atas batas), sementara dia belum punya rumah?" katanya. 

Baca juga: Bagaimana Strategi Investasi di Tahun 2025?

Rumah Belum Jadi Patokan Kemiskinan

Sejauh ini, kepemilikan rumah belum menjadi tolok ukur kemiskinan seseorang. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), seseorang masuk kategori miskin dilihat dari pengeluaran per kapitanya. 

Dalam Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2024 disebutkan bahwa penduduk miskin adalah penduduk yang rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. 

Garis kemiskinan merupakan suatu nilai pengeluaran minimum kebutuhan makanan dan bukan makanan yang harus dipenuhi agar tidak dikategorikan miskin. 

BPS melaporkan, garis kemiskinan pada periode September 2024 adalah sebesar Rp 595.242,00 per kapita per bulan.

Garis kemiskinan ini dibagi dalam dua kriteria, yaitu Garis Kemiskinan Makanan sebesar Rp 443.433,00 (74,50 persen) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan sebesar Rp 151.809,00 (25,50 persen).

Baca juga: Kenali Cara Take Over KPR, Tidak Hanya Melalui Bank!

Pertimbangan Beli Rumah/Kontrak

Dalam praktiknya, kepemilikan rumah tidak menjadi tolok ukur kemiskinan seseorang. Bahkan kalangan Milenial dan Gen Z belum menjadikan rumah sebagai fokus tujuan keuangan mereka. 

Ada banyak alasan mengapa hal ini terjadi. Pertama, harga rumah terus mengalami kenaikan yang tidak diimbangi kenaikan penghasilan. Alhasil kondisi ini semakin menyulitkan Gen Z dan Milenial untuk membeli rumah.

Di samping itu, generasi muda juga banyak yang ogah untuk beli rumah. Mereka lebih pilih untuk kontrak rumah, dengan pertimbangan akses yang lebih dekat untuk ke kantor, sekolah anak, hingga fasilitas umum lainnya. 

Berikut ini beberapa pertimbangan yang mempengaruhi masyarakat untuk beli rumah atau pilih kontrak. 

1. Biaya Awal dan Pengeluaran Bulanan

Jika memilih sewa, biaya awal hanya uang deposit, sewa bulan pertama, dan terkadang biaya tambahan seperti biaya agen. 

Namun, jika kamu memilih KPR, biaya awal biasanya lebih besar karena mencakup DP (20-30% dari harga rumah), biaya administrasi bank, biaya appraisal, dan pajak pembelian. 

Cicilan KPR juga bisa lebih tinggi daripada biaya sewa bulanan tergantung pada besarnya pinjaman, bunga, dan jangka waktu KPR.

2. Fleksibilitas

Sewa rumah dianggap lebih fleksibel, terutama jika kamu perlu berpindah lokasi secara teratur karena pekerjaan atau alasan lain. Kamu bisa berhenti menyewa kapan saja setelah masa kontrak selesai. 

KPR kurang fleksibel karena membeli rumah adalah komitmen jangka panjang. Jika kamu ingin pindah, menjual rumah membutuhkan waktu, dan mungkin kamu belum balik modal.

3. Kepemilikan Aset

KPR menawarkan keuntungan berupa kepemilikan, jadi setiap pembayaran cicilan meningkatkan nilai properti yang kamu miliki. Rumah bisa menjadi aset berharga dan bisa dijual atau diwariskan di masa depan. 

Sebaliknya, dengan menyewa, kamu tidak mendapatkan aset dan harus mengeluarkan uang setiap bulan tanpa memperoleh kepemilikan atas rumah yang kamu tempati.

4. Nilai Properti dan Investasi

KPR bisa menjadi investasi karena nilai rumah cenderung naik seiring waktu, terutama jika lokasinya strategis. Nilai jual rumah bisa jadi lebih tinggi di masa depan, sehingga kamu berpotensi mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga properti. 

Sementara itu, dengan menyewa, kamu tidak menikmati kenaikan nilai properti; ini bisa menguntungkan jika kamu tinggal di wilayah di mana harga properti tidak mengalami kenaikan signifikan.

Baca juga: KPR Cicilan Ringan: Tips dan Trik agar Cepat Lunas

Pertimbangan Keuangan Sebelum Beli Rumah

Memiliki rumah bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu membeli secara cash dan mencicil KPR. Di masa sekarang, membeli cash tampaknya cukup berat, terutama untuk generasi muda. 

Untuk itu, membeli rumah dengan KPR menjadi solusi yang lebih masuk akal. Namun ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum membeli rumah. 

1. Menyiapkan Uang Muka

Uang muka atau down payment (DP) adalah langkah pertama dalam membeli rumah. Sebagian besar penyedia KPR mewajibkan DP minimal 15-20% dari harga rumah. 

Pastikan kamu memiliki tabungan yang cukup untuk membayar DP tanpa mengorbankan dana darurat atau kebutuhan lainnya. 

Mulailah menabung jauh-jauh hari dengan menetapkan target DP yang realistis berdasarkan harga rumah yang kamu incar.

2. Kemampuan Membayar Cicilan 

Pastikan cicilan rumah yang kamu pilih sesuai dengan kemampuan finansialmu. Idealnya, jumlah cicilan tidak melebihi 30% dari total penghasilan bulanan. 

Misalnya, jika penghasilanmu Rp 10 juta per bulan, cicilan maksimal yang disarankan adalah Rp 3 juta. Jangan sampai cicilan terlalu besar sehingga mengganggu kebutuhan pokok dan tabunganmu. 

3. Adanya Biaya Tambahan

Membeli rumah bukan hanya soal membayar DP dan cicilan. Ada berbagai biaya tambahan yang seringkali luput dari perhatian, seperti biaya notaris, pajak pembelian rumah (BPHTB), asuransi, biaya administrasi bank, serta renovasi atau furnitur baru untuk rumah. 

Semua biaya ini perlu dimasukkan ke dalam perencanaan anggaran agar tidak mengganggu keuanganmu. 

Sebaiknya, siapkan dana cadangan sekitar 10-15% dari harga rumah untuk menutupi biaya-biaya tak terduga ini.

4. Stabilitas Keuangan

Membeli rumah adalah komitmen jangka panjang, terutama jika kamu mengambil KPR dengan tenor belasan hingga puluhan tahun. 

Pastikan keuanganmu stabil dan memiliki sumber penghasilan yang tetap agar mampu membayar cicilan hingga lunas. 

Selain itu, pikirkan rencana masa depan seperti lokasi rumah yang strategis untuk pekerjaan, pendidikan anak, atau potensi nilai investasi di masa depan. 

Itulah ulasan tentang usulan orang tidak punya rumah masuk kategori miskin. Pada kenyataannya, banyak orang yang memilih menunda punya rumah dengan alasan seperti fleksibilitas dan sebagainya. 

Meski demikian, memiliki rumah tetap harus dipertimbangkan. Bagaimana pun kamu dan keluarga akan lebih nyaman jika tinggal di rumah milik sendiri.

Namun, kamu perlu memastikan seberapa sehat finansialmu sebelum beli rumah. Terkait ini kamu bisa cek kondisi finansial dengan mengikuti Financial Fitness Check Up dari Ruang meNYALA. 

Setelah melakukan Financial Fitness check up, kamu juga bisa langsung konsultasi hasil Financial Fitness Check Up dengan Nyala Trainer loh! Nyala Trainer akan membantu dalam sesi konsultasi 1 on 1 dengan menganalisa kesehatan keuangan kamu.

Caranya pun mudah, kamu hanya perlu menentukan jadwal yang diinginkan, lalu pilih Nyala Trainer. Tunggu saja hari konsultasinya tiba.

Baca juga: Bolehkah Mencicil KPR Bareng Pacar? Begini Kata Perencana Keuangan


undefined Komentar

Max. 0/120 karakter

Konten Lainnya