Logo Ruang Menyal
Bg Block

3 Indikator untuk Swing Trading, Paling Banyak Dipakai!

Oleh: Ruang Menyala

Last updated: 20 Mei 2022 | 11857 dilihat

Article Detail

Dalam dunia trading dan investasi, swing trading adalah salah satu strategi yang mengandalkan tren harga saham. Ada tiga indikator untuk swing trading yang saat ini paling banyak digunakan oleh para trader. Diantaranya yaitu MACD, MA dan Price Action and Volume.

Bagi kamu yang masih pemula, wajar jika bingung dengan beberapa istilah di atas. Nah, agar lebih memahaminya, yuk simak penjelasan mengenai indikator untuk swing trading dalam artikel berikut ini. Check it out!

Apa itu Swing Trading?

Swing trading dikenal sebagai cara main para trader saham yang mengutamakan tren pada proses pengambilan keputusan jual maupun beli. Identifikasi tendensi pasar saham ini termasuk sebagai analisis indikator teknis dalam aktivitas perdagangan saham.

Para pengguna strategi berikut disebut swing trader. Pada umumnya, cara ini hanya dilakukan oleh seorang investor profesional yang sudah terbiasa menggunakan jenis penanaman modal high risk high return.  

Selain itu, taktik tersebut juga dilakukan dalam jangka waktu pendek, per hari atau per minggu. Indikator untuk swing trading termasuk memahami tren pasar, memastikan nilai saham hingga mengidentifikasi apakah penambahan atau pengurangan volume aset diperlukan.

Indikator untuk Swing Trading

Mengambil tren pasar sebagai panduan utama untuk melakukan aktivitas jual beli saham, indikator untuk swing trading perlu diamati secara seksama. Alasannya adalah agar pergerakan saham dapat diamati sehingga menghasilkan keuntungan besar bagi trader.

Sebenarnya, para investor memiliki bermacam-macam indikator swing trading yang digunakan untuk merencanakan aktivitas perdagangan saham. Namun, bagi para investor saham profesional, indikator yang sederhana dan mudah seringkali dipilih. 

Keputusan tersebut didasarkan waktu yang terbatas untuk menentukan tindakan untuk mempertahankan profit. Nah, para investor saham biasanya menggunakan 3 indikator untuk swing trading berikut sebagai pendukung aktivitas perdagangan saham, yaitu:

1. Moving Average (MA)

Moving average (MA) adalah indikator untuk swing trading yang berfokus pada rata-rata nilai saham. Maksud dari rata-rata disini adalah harga saham dari beberapa hari sebelumnya yang dianalisis sehingga menemukan hasil akhirnya. 

Rata-rata hasil akhir tersebut menunjukkan tren harga saham tertentu. Jenis moving average memiliki ragam varian yang luas seperti exponential moving average (EMA), weighted moving average (WMA) serta simple moving average (SMA). Bagi investor pemula disarankan untuk menggunakan indikator untuk swing trading SMA karena pengaplikasiannya yang cukup mudah.

Penggunaan indikator untuk swing trading berikut menjadi support serta resisten bagi harga saham (candlestick). Sebenarnya, moving average dapat diatur sesuai kebutuhan, hanya saja, standar yang sering digunakan adalah MA20, MA50, MA100, serta MA200. Penjelasannya sebagai berikut:

  • MA20 berarti pergerakan harga rata-rata saham selama 20 hari terakhir

  • MA50 berarti pergerakan harga rata-rata saham selama 50 hari terakhir

  • MA100 berarti pergerakan harga rata-rata saham selama 100 hari terakhir

  • MA200 berarti pergerakan harga rata-rata saham selama 200 hari terakhir

Contoh penggunaannya yaitu saat harga saham berada dibawah MA, maka fungsinya adalah sebagai resisten. Saat MA berhasil ditembus harga saham artinya saham tersebut berpotensi untuk naik. Tapi, jika harga saham berada diatas MA, fungsinya berubah menjadi support dan ketika harga saham menembus MA, harga saham akan turun.

2. Moving Convergence Divergence (MACD)

Indikator untuk swing trading berikut adalah versi baru dari moving average (MA). Hadirnya Moving Convergence Divergence (MACD) mengizinkan deteksi atas kecenderungan tren untuk berbalik arah. 

Versi ini berfungsi sebagai konfirmator tren dan dapat membantu trader bersiap diri saat keadaan berubah sekaligus mendorong potensi munculnya peluang di perdagangan saham. Namun, pada pengaplikasiannya, MACD cukup lambat untuk memproses analisis data. Oleh karena itu, disarankan untuk menggunakan analisis teknis lain guna mendukung penggunaan MACD.

Contoh penggunaannya yaitu, saat harga saham berada di atas MA20 dengan volume cukup, tapi MACD belum bisa mengkonfirmasi jangka waktu tren tersebut. Maka setelah beberapa candle terbentuk, konfirmasi dapat dilakukan melalui sinyal golden cross. Sinyal ini mengkonfirmasi bahwa tendensi saham akan bertahan lama dan investor memiliki peluang bertahan yang sama.

3. Price Action and Volume

Price action and volume adalah indikator untuk swing trading yang memperlihatkan persentase kenaikan tertinggi harga saham. Price action dapat dipahami sebagai landasan analisis teknis. Sedangkan volume memberikan konfirmasi kuat atau lemahnya price action sehingga kelanjutan tren dapat diketahui. 

Sebagai tambahan, seluruh indikator di atas sebenarnya menggunakan price action and volume sebagai dasar analisis. Maka dari itu, tanpa adanya alat tambahan, keuntungan berlipat ganda akan didapatkan jika menggunakan jenis indikator untuk swing trading tersebut. 

Sebagai tambahan informasi, ada beberapa teknik yang wajib dipahami investor saham dalam penggunaan indikator untuk swing trading ini. Misalnya terkait bentuk candlestick serta polanya seperti pola 2 dan 3.

Contoh penggunaannya yaitu ketika nilai saham muncul dengan volume rendah, maka dapat dipahami bahwa potensi kenaikannya kecil serta dapat kembali di bawah resisten yang telah ditembus. Tapi, jika harga saham memiliki volume besar, tren dan harga akan melambung tinggi.

Strategi Mengatasi Risiko Swing Trader

Selain mengetahui indikator untuk swing trading, kamu juga perlu mengetahui strategi mengatasi resiko kerugian. Simak penjelasan berikut!

1. Stop Loss

Mengacu pada indikator swing trade, strategi ini merupakan aksi penjualan saham saat nilainya turun. Stop loss (SL) berfungsi untuk mengurangi potensi kerugian ketika harga saham terus berkurang. 

Untuk mengaplikasikan cara ini, pengamatan menyeluruh terkait tren harga saham dalam jangka waktu 1 minggu atau 1 bulan perlu dilakukan. Selain itu, terkait jumlah saham yang dijual dapat disesuaikan oleh masing-masing investor. Jika dirasa potensi kerugian besar, maka disarankan untuk menjual keseluruhan saham.

2. No Average Loss

No average loss merupakan strategi pencegahan bagi investor saham untuk menghindari pembelian saham baru demi menambah keuntungan saat harga saham turun. Cara ini perlu dipahami oleh para trader karena kemungkinan kerugian akan semakin besar jika pembelian aset bernilai tinggi dilakukan secara gegabah.

3. Hold 

Para trader wajib menahan saham miliknya dalam jangka waktu tertentu pada strategi berikut. Maksudnya, trader tidak melakukan aktivitas jual dan beli di pasar saham untuk sementara waktu. Tujuannya agar pada akhir periode hold, keuntungan kumulatif dari periode tertentu tersebut dapat dinikmati oleh investor saham.

Itu dia penjelasan mengenai tiga indikator untuk swing trading yang paling sederhana dan banyak digunakan oleh para trader. Ingin tahu lebih dalam tentang strategi swing trading? Yuk join di Financial Fitness Class "Swing Trading Anti Buntung" yang akan diselenggarakan langsung bersama NYALA Financial Coach dari Ruang meNYALA melalui Zoom pada Selasa 25 Mei 2022 mulai Pukul 19.00 WIB. Jangan sampai ketinggalan ya!


undefined Komentar

Max. 0/120 karakter

Konten Lainnya